JAKARTA, Kabarindo.com : Hari ini, seluruh dunia merayakan Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan tema yang diusulkan WHO “Commit to Quit” atau “komitmen berhenti merokok”. Sebagai momen untuk memberi peringatan kepada masyarakat agar selalu waspada pada bahaya konsumsi rokok, Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia bekerja sama untuk mengadakan “Festival Keren Tanpa Rokok” yang terdiri atas serangkaian kegiatan. Dengan pemahaman lebih dalam arti “Commit to Quit”, festival ini mengajak masyarakat untuk memaknai arti “berhenti” tidak hanya dari perilaku merokok tapi pada hal-hal yang lebih mendasar lainnya.
Komitmen berhenti merokok menjadi yang sangat diperlukan di masa pandemi saat ini. Berdasarkan survei Komnas Pengendalian Tembakau (2020) terhadap 612 responden dari berbagai daerah di Indonesia selama 15 Mei–15 Juni 2020, jumlah belanja rokok justru meningkat di tengah himpitan ekonomi tersebut, hampir 50% perokok mengaku tetap membeli rokok selama masa pandemi. Bahkan, lebih dari 13% perokok mengaku meningkatkan pembelian rokok. Jumlah tersebut mayoritasnya (77,14%) berasal dari responden dengan penghasilan kurang dari Rp5 juta. Sekitar 9,8% merupakan responden berpenghasilan di bawah Rp2 juta dan 17,8% dari responden berpenghasilan Rp2-5 juta.
Dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 yang saat ini berlangsung di tengah pandemi COVID-19, Komnas Pengendalian Tembakau bersama Yayasan Jantung Indonesia mengadakan “Festival Keren Tanpa Rokok” yang terdiri dari serangkaian kegiatan dengan berkolaborasi bersama organisasi/komunitas lain dan para social media influencers serta figure publik. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kedua organisasi dalam merespon pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir, dari sudut pandang terkait pengendalian konsumsi rokok di Indonesia.
Festival Keren Tanpa Rokok terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu webinar “Pesan Kebangsaan: Rokok, Pandemi, dan Ketahanan Nasional” yang menampilkan para tokoh besar seperti Prof. Emil Salim, Nafsiah Mboi, dan Arifin Panigoro pada 31 Mei 2021, serta kegiatan untuk anak muda, Youth Talk #QuitNotSwitch: Keren Tanpa Rokok pada 1 Juni 2021, yang menampilkan para pemuda inspiratif yang akan membagikan cerita dan prestasinya tanpa bergantung pada rokok dan industrinya.
Pesan-pesan yang disampaikan para tokoh antara lain bagaimana COVID-19 telah berdampak sangat besar pada bangsa ini, namun hendaknya pemerintah berani melindungi rakyatnya dengan membuat kebijakan dan peraturan serta strategi yang tepat, khususnya untuk menekan angka kasus COVID-19 sekaligus prevalensi perokok di Indonesia. Pemerintah --baik di pusat maupun daerah-- harus secara tegas melarang iklan rokok dan sponsor industri rokok, menetapkan harga rokok semahal mungkin, dan tidak memberikan akses untuk anak dan remaja membeli rokok.
Disamping itu, Pemerintah Daerah harus dapat menyediakan layanan yang komunikatif untuk mencegah generasi muda terjerat tipuan industri rokok serta sebanyak mungkin menyediakan layanan yang dibutuhkan bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Harapan besar para tokoh kepada generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin Indonesia adalah dapat meningkatkan kualitasnya dengan tidak merokok demi kemajuan generasi mendatang dan kemajuan bangsa.
Seperti yang disampaikan dalam pembukaan kegiatan Pesan Kebangsaan bersama para tokoh nasional, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, menyampaikan, “COVID-19 dibuktikan sangat erat kaitannya dengan --salah satunya-- perilaku merokok. Namun sayangnya, merokok menjadi perilaku yang sangat normal dengan didukung kebijakan yang lemah dalam pengendaliannya. Maka dalam rangka HTTS 2021 ini, kami memohon kepada pemerintah untuk lebih serius melakukan pengendalian konsumsi rokok demi bisa turut menekan COVID-19 di Indonesia. Hapus iklan dan sponsor rokok, buat harganya semahal mungkin, dan tutup akses rokok pada anak. Saya yakin, derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan naik saat konsumsi rokoknya bisa dikendalikan, dan ketahanan nasional pun otomatis terbentuk dari SDM-SDM yang berkualitas.”
“Pemerintah perlu mengambil langkah serius terhadap kampanye marketing dari rokok elektrik kepada anak-anak dan remaja. Rokok elektrik dan rokok dengan berbagai rasa menjadi daya tarik untuk kaum muda Indonesia karena dianggap keren dan trendi. Padahal kita tahu bahwa penyakit jantung dan kardiovaskular tidak lagi hanya menyerang kaum lanjut usia, tetapi juga banyak ditemui di generasi muda” tegas Esti Nurjadin, S.H, MKn., Ketua Yayasan Jantung Indonesia dalam kesempatan yang sama.
Untuk itu, tema “Commit to Quit” yang dicanangkan WHO perlu dimaknai lebih dalam, yaitu bukan hanya untuk berhenti merokok bagi masyarakat, namun juga bagi pengambil kebijakan untuk berhenti tunduk dari intervensi industri rokok yang melemahkan kebijakan pengendalian konsumsi produk tembakau, berhenti dari kecanduan pada cukainya, dan berhenti bersikap lemah dalam menangani masalah yang selama puluhan tahun membebani Indonesia.
“Commit to Quit” juga perlu dimaknai bukan hanya berhenti dari rokok konvensional, tapi juga produk rokok jenis baru; rokok elektrik baik berbentuk vape (electronic nicotine delivery system - ENDS) maupun rokok yang dipanaskan (heated tobacco product – HTP) yang memiliki dampak yang sama, bahkan berisiko menciptakan beban ganda pada bangsa Indonesia. Karena itu, dalam momen HTTS 2021 ini, Komnas Pengendalian Tembakau dan Yayasan Jantung Indonesia juga mengkampanyekan gerakan #BeraniBerhenti dari rokok apapun jenisnya melalui #QuitNotSwitch (#HentiBukanGanti) yang turut digaungkan organisasi peduli pengendalian tembakau lainnya.
Dalam rangka HTS 2021, selain dua agenda utama di atas, rangkaian Festival Keren Tanpa juga diramaikan dengan kampanye digital, diantaranya melibatkan para social media influencers untuk mengenakan kaos “Keren Tanpa Rokok” secara serentak pada 31 Mei 2021. Komnas Pengendalian tembakau secara khusus juga bekerja sama dengan WHO Indonesia untuk mengajak para perokok mengikuti WHO Quit Pledge dengan klik pranala rebrand.ly/beraniberhenti bersama 100 juta orang di dunia yang ditargetkan akan berhenti merokok di momen HTTS 2021.