Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > Guncangan Trump: Harga Emas makin "Menggila"

Guncangan Trump: Harga Emas makin "Menggila"

Internasional | 7 jam yang lalu
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Guncangan Trump:  Harga Emas makin "Menggila"

Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR

     "ANGIN TOPAN" melanda emas! "Ancaman" Trump kepada Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell. Membuat emas makin "memuai".


     Bahkan, emas bisa lebih dalam lagi. Bila Trump tetap memaksa Powell menurunkan suku bunga The Fed.  Powell tak peduli, dia punya kalkulasi sendiri.


    "Turunkan suku bunga The Fed", atau "minggir"! Ancaman kepada Powell, di tengah "Perang Tarif", memperdalam "ceruk" emas ke  harga tak masuk akal.


      Proyeksi dan analisa US$ 3.200-an per ons hingga akhir 2025. Telah jauh terlampaui. Terlalu dini! Hanya di kuartal pertama saja, telah melebihi US$3.500 per ons.


     Lantas, mau sampai berapa hingga akhir kuartal  2025? Melihat tiga hari terakhir ini, yang "rally" naik: Rp 10.000, lalu Rp 32.000, dan Rp 65.000 diprediksi, bakal makin "menggila".


      Sejumlah analis internasional tidak menampik. Dalam beberapa minggu ke depan. Sekalipun Donald Trump tengah "mendinginkan" suhu perang dengan China. Harga logam ini, bisa menyentuh US$ 4.000 per ons.


      Kalkulasi yang lebih ekstreem, lembaga pembiayaan Goldman Sach, bahkan menyebut angka US$ 4.500. Sementara JP Morgan memprediksi, harga emas yang berkode kimiawi "Aurum" (Au) ini, mentok pada US$ 4.000 per ons.


     Besarnya antusiasme publik terhadap emas (Au), plus Bank Sentral. Menjadikan "demand" emas "average" sebesar 710-720 ton per kwartal 2025. Bila dijumlah, maka dalam tiga kuartal, menjadi 2.130-2.160 ton. 


     Inilah yang menjadikan harga emas sudah tak tertahan. Sekalipun sudah akan "didinginkan" oleh Trump. Harga bisa menjadi stagnasi, namun untuk kembali ke titik US$ 3.200, saya tidak yakin.


     Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengonfirmasi. Betul, perang tarif (saling balas AS-China) akan mereda. Namun, "market" sudah terlanjur tidak nyaman dengan "pressure" Trump terhadap Ketua Federal Reserve (Bank Sentral AS), Jerome Powell.


     Pasar (market) AS yang punya pengaruh besar terhadap perekonomian dunia. Tidak boleh ada gejolak atau sentimen negatif. Ancaman Trump memecat Powell (bila nggak nurut), telah menekan pasar sebesar tiga persen. 


     Bila Trump betul memecat Jerome Powell, maka diprediksi bakal mem-"pressure" market lebih dalam lagi.


     Harga emas boleh jadi akan lebih cepat mengalami "rally" ke atas. Karena, memangkas suku bunga The Fed (seperti anjuran Trump), linear dengan mempengaruhi independensi Bank Sentral AS (ekonomi terbesar di dunia).


     Perang tarif menghambat pertumbuhan dunia. Jepang yang perekonomiannya terbesar ke-3 di dunia, diprediksi hanya tumbuh 0,6 persen. Sementara AS  tumbuh 1,7 persen, dan China tumbuh 4 persen (turun 0,6 persen).


     Dunia, kini menuju "zaman baru". Format ekonomi global yang telah mapan selama 80 tahun, mengalami metamorfosis. Juga di daur ulang.


     Indikator emas yang "rally", adalah satu "benchmarking". Sebagai tolok ukur metamorfosis. Berharga US$ 2.500 per troy ounce (ons) di bulan Januari 2025. Naik US$2.750 (Pebruari).


      Selanjutnya, US$ 3.000 (Maret). Dan, US$3.328 (17 April), kini per troy ounce (US$ 3.500). Bisakah meredanya  ketegangan perdagangan AS-China, menurunkan harga emas?


    Donald Trump telah menimbulkan "guncangan negatif besar" terhadap ekonomi dunia. Siapkah Indonesia?


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER