Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Iptek > Generative AI Membuka Jalan Menuju Masa Depan Industri yang Transformatif

Generative AI Membuka Jalan Menuju Masa Depan Industri yang Transformatif

Iptek | Rabu, 1 Januari 2025 | 23:41 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Generative AI Membuka Jalan Menuju Masa Depan Industri yang Transformatif

Generative AI Membuka Jalan Menuju Masa Depan Industri yang Transformatif

Prediksi teknologi, media & telekomunikasi 2025

Surabaya, Kabarindo- Deloitte Global telah merilis laporan “Technology, Media &Telecommunications (TMT) 2025 Predictions”, yang memproyeksikan tahun penting bagi kecerdasan buatan generatif (GenAI) dan sektor TMT, mulai dari tantangan teknis di industri hingga isu-isu sosial yang mendesak.

Dengan mengatasi tantangan dalam infrastruktur, kesetaraan gender, konsumsi energi, kepercayaan dan pengembangan kemampuan, industri ini berpotensi untuk melakukan lonjakan signifikan dan berada di posisi yang tepat untuk menentukan masa depan pengaruh AI.

Berikut ini beberapa poin utama dari laporan tersebut:

• GenAI mendorong lonjakan konsumsi energi pusat data

Konsumsi listrik oleh pusat data global diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 4% pada 2030, seiring dengan meningkatnya penggunaan GenAI yang sangat intensif daya, lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan dan aplikasi lainnya.

• Kesenjangan adopsi GenAI antara perempuan dan laki-laki semakin berkurang

Pada 2025, percobaan dan penggunaan GenAI oleh perempuan diperkirakan akan sejajar atau bahkan melebihi laki-laki, meskipun perusahaan teknologi perlu terus meningkatkan kepercayaan, representasi dalam model pelatihan dan keberagaman dalam tenaga kerja AI.

• Penggunaan agen AI oleh perusahaan semakin meningkat

Diperkirakan 25% perusahaan yang menggunakan GenAI akan mulai menerapkan agen AI pada 2025. Jumlah ini akan meningkat menjadi 50% pada 2027.

• GenAI siap membuat perangkat lebih pintar

Pada 2025, pangsa pasar smartphone yang dilengkapi dengan GenAI diperkirakan akan melebihi 30%, ditambah sekitar 50% laptop dengan kemampuan pemrosesan GenAI lokal.

• Konsolidasi telekomunikasi diperkirakan akan merombak pasar global

Merger dan akuisisi telekomunikasi nirkabel diperkirakan akan meningkat, terutama di Eropa, untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi jaringan.

• Kelelahan streaming mendorong pergeseran ke platform teragregasi

Jumlah langganan video streaming-on-demand (SVOD) per rumah tangga diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2025 dengan empat layanan di AS dan sedikit lebih dari dua di Eropa, kemudian mengalami penurunan ke depannya.

Deloitte Global TMT Industry Leader Ariane BUCAILLE, mengatakan kita sedang berdiri di ambang era baru dalam penemuan manusia, dan pilihan yang kita buat hari ini terkait pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan akan membentuk masa depan.

"Saat kita mendefinisikan peta jalan untuk kecerdasan buatan generatif, kita harus menghadapi berbagai tantangan. Dengan mengedepankan kepercayaan, inklusivitas dan keberlanjutan, kita dapat memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak hanya memberikan dampak positif bagi generasi sekarang, tetapi juga untuk bisnis, konsumen dan komunitas yang lebih luas di masa yang akan dating," ujarnya.

YANG Chi Chih, Deloitte Southeast Asia TMT Industry Leader, menambahkan GenAI telah mendemokratisasi AI canggih dengan menempatkannya di tangan setiap karyawan. Berdasarkan analisis Deloitte, 43% karyawan di Asia Pasifik sudah memanfaatkan GenAI, dan Asia Tenggara menempati peringkat kedua dari sembilan lokasi untuk penggunaan GenAI. Meskipun pertumbuhan GenAI begitu pesat, banyak organisasi masih mencari cara untuk memaksimalkan manfaatnya. Saat GenAI merombak lanskap teknologi, keberhasilan tidak hanya bergantung pada teknologi semata, tetapi pada kemampuan kita untuk memanfaatkan alat-alat ini untuk meningkatkan kemampuan manusia.

“Kami melihat peluang penting bagi perusahaan telekomunikasi dan teknologi di Asia Tenggara untuk mengubah kapabilitas tenaga kerja melalui pembangunan kapabilitas yang strategis dan terarah untuk memanfaatkan AI. Masa depan milik organisasi yang tidak hanya memperkenalkan AI ke dalam proses yang ada, tetapi juga memberdayakan orang-orang mereka untuk berinovasi dan beradaptasi dalam transformasi yang dipimpin oleh AI," ujarnya.

GenAI diharapkan dapat melipatgandakan penggunaan energi pusat data dengan teknologi canggih yang membantu transisi energi bersih. Deloitte memprediksi konsumsi listrik pusat data global dapat meningkat hampir dua kali lipat menjadi 1.065 terawatt-jam (TWh) pada 2030 atau 4% dari total konsumsi energi global, seiring dengan terus berkembangnya pelatihan dan inferensi GenAI yang memerlukan daya lebih besar dibandingkan dengan penggunaan dan aplikasi lainnya.

Perusahaan teknologi termasuk penyedia cloud, perusahaan semikonduktor dan operator pusat data dapat membantu mendorong transisi energi bersih dan mengurangi pertumbuhan penggunaan listrik. Mereka mungkin dapat memanfaatkan sumber daya finansial yang substansial yang mungkin tidak dimiliki oleh mitra mereka, seperti inovator, produsen energi terbarukan dan utilitas. Perusahaan teknologi besar secara aktif berinvestasi dalam chip yang lebih efisien, solusi pendinginan inovatif, desain hemat energi dan sumber energi bebas karbon, serta berkomitmen untuk mencapai target net-zero. Meskipun Deloitte memperkirakan kolaborasi ini berpotensi mengurangi dampak energi dari GenAI, banyak inisiatif penelitian, pengembangan dan program percontohan terkait yang diperkirakan akan memerlukan bertahun-tahun untuk memberikan hasil nyata dan pengembalian investasi.

Penggunaan GenAI oleh perempuan diperkirakan akan setara dengan laki-laki pada 2025 di AS, meskipun kesenjangan global masih ada. Deloitte memprediksi pada akhir 2025, perempuan di AS akan menggunakan GenAI dengan jumlah yang setara atau bahkan melebihi laki-laki. Pada 2023, penggunaan GenAI oleh perempuan hanya mencapai setengah dari penggunaan laki-laki. Namun dalam setahun terakhir, proporsi perempuan di AS yang mengadopsi GenAI telah meningkat tiga kali lipat, jauh lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan 2,2 kali yang tercatat di kalangan laki-laki. Di seluruh dunia, negara dan wilayah diharapkan dapat menutup kesenjangan adopsi dengan kecepatan yang bervariasi, dengan beberapa negara diperkirakan mencapai kesetaraan penggunaan antara perempuan dan laki-laki pada 2025, sementara lainnya pada 2026.

Foto: istimewa


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER