KABARINDO, JAKARTA – Fotografer Indonesia, Indra Leonardi, mempersembahkan pameran fotografi berjudul "365" di SPAC8, Ashta District 8, Jakarta.
Pameran ini berlangsung dari 13 Oktober hingga 2 November 2024. Karya-karya yang dipamerkan adalah hasil dari proyek pribadi Indra yang berlangsung selama setahun penuh, di mana ia menangkap gambar setiap hari menggunakan teknik fotografi manual.
Pameran ini bertujuan untuk menggambarkan ingatan yang sering kali kabur dan tidak sempurna, menggeser fokus dari ketajaman ke makna di balik momen-momen sehari-hari.
Didukung oleh Ashta sebagai tempat utama, pameran ini akan dibuka untuk umum mulai 13 Oktober 2024 dengan resepsi VIP eksklusif pada 12 Oktober 2024. Dan Pameran ini akan berlangsung hingga 3 November 2024.
"365" adalah proyek satu tahun yang dibuat dalam rangka merayakan ulang tahun ke-60 Indra
Leonardi, dengan kreativitas. Kolaborasi ini menyoroti peran penting dukungan komunitas dalam perkembangan
usaha seni. 365 by Indra menangkap gambar setiap hari mulai dari Agustus 2023.
Menggunakan teknik tradisional dan lensa manual dari kamera Sony, Leonardi sengaja menciptakan gambar
buram yang abstrak, mencerminkan kehidupan dan perjalanannya sehari-hari.
"Pameran di Spac8 ini, menyoroti keindahan ketidaksempurnaan dan keaslian artistik dengan tujuan memperkuat pemahaman lintas budaya," papar Indra Leonardi.
Dalam seri ini, fokus beralih dari ketajaman kejelasan, dan kualitas yang sering diasosiasikan di dalam fotografi profesional, kini justru merangkul
kekaburan sebagai metafora untuk memori dan refleksi.
“Saya menduga bahwa seri foto ini justeru dibuat dengan keinginan untuk melakukan refleksi atas pengalaman dan perjalanan hidup, baik sebagai pribadi maupun juga sebagai seorang fotografer profesional," terang Indra lagi.
Indra Leonardi ingin merayakan hubungan dirinya dengan
kamera dan fotografi secara keseluruhan, dengan cara membebaskan diri sekaligus membebaskan kamera dari tuntutan ketajaman dan kejelasan gambar.
Ia ingin menghidupkan kembali watak intuitif dan spontan, menjadikan lensa kameranya sebagai penangkap rutinitas kegiatannya sehari-hari, tetapi hanya sebagai tanda-tanda yang samar, sebagai kelebat ingatan.
Semua ini adalah jeda dari kebiasaan, atau habitus
yang selama ini melingkupi praktik Indra Leonardi sebagai fotografer profesional.
:Seperti dalam puisi, jeda, atau caesura, adalah batas yang mengapung samar, blur, sejenak menjadi ruang refleksi, penentu makna atau tanda bagi alur kisah yang baru," imbuhnya.
Malam pembukaan dihadiri dan diresmikan oleh Didit Hediprasetyo (Putra Presiden Terpilih Prabowo Subianto), salah satu perancang busana
Indonesia yang telah dikenal secara internasional dan dipandu oleh Roland Adam,
Bianca A Lutfi, Angel Pieters, Lukman Sardi, Winda Malika Siregar, Arini Subianto, dan
Tom Tandio berkumpul bersama-sama merayakan pencapaian ini.
Proyek ini didukung oleh tim yang luar biasa: Enin Supriyanto sebagai penulis, Henricus Linggawidjaja dari Artnivora sebagai direktur kreatif, Gregorius Supie Yolodi dan Maria
Rosantina dari Yolodi+Maria Architects, dengan bantuan khusus dari Esti Nurjadin dari D
Gallerie.
Acara ini mendapat dukungan seperti FILMA Cooking Oil dan Margarine products of Sinarmas Agribusiness and Food, JB Tower, Trinugraha Thohir Harmoni, Polytron, Caffino, Kopi Gadjah, FOX’s Candy, Milk Life termasuk sponsor bangunan dan konstruksi yang telah menyediakan bahan serta tenaganya, TACO, PT BMKK, Nippon Paint Indonesia, serta dukungan merchandise dari One Fine Sky, Papermark, dan Stanley, yang kontribusi pentingnya sangat instrumental dalam mewujudkan pameran ini.
Kolaborasi ini menyoroti peran penting dukungan komunitas dalam perkembangan
usaha seni. Foto: Orie Buchori/Kabarindo.com