KABARINDO, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menerangkan bahwa kasus yang menimpa Garuda Indonesia bukan hanya sekadar soal pesawat, melainkan sebuah eksositem.
Hal itu diungkap saat Erick Thohir menjadi tamu di kuliah umum Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Rabu (26/1/2022).
"Jadi ini bukan sekedar pesawat, tapi ini ekosistem," ujar Erick Thohir.
Erick mendorong supaya kasus yang menimpa Garuda Indonesia segera diselesaikan. Pasalnya harus ada rencana untuk melakukan aktivitas bisnis selanjutnya seperti perhitungan rute penerbangan.
Akibat tidak adanya perhitungan tersebut pada akhirnya Garuda membayar biaya sewa pesawat kepada pemberi sewa sampai dengan 28 persen. Padahal dibandingkan dengan lessor pesawat maskapai-maskapai lain yang hanya 8 persen.
"Jadi ada sistem dan ada solusi supaya Garuda ke depan tidak lagi mengulangi kasus serupa, karena tidak ada tata kelola akhirnya juga kerugiannya berdampak kepada rakyat yakni tiket mahal. Hal ini dikarenakan terjadi monopoli tiket," kata Erick Thohir.
Baca Juga: Jadi Ketua Panitia ASEAN Para Games 2022, Gibran Mengaku Bangga Sekaligus Tertantang
Sebelumnya Erick Thohir telah menyerahkan bukti-bukti dari hasil audit investigasi BPKP kepada Kejaksaan Agung terkait pengadaan pesawat ATR 72-600 yang dilakukan Garuda Indonesia.
Kasus Lama
Proyek itu merupakan pengembangan kasus lama yang sudah terjadi sejak Garuda Indonesia dipimpin oleh Emirsyah Satar.
Diketahui Garuda Indonesia pada 2013 menggarap proyek pengadaan 35 unit pesawat ATR 72-600 untuk melayani penerbangan jarak dekat di berbagai daerah di Indonesia.
Ketika itu pesawat ATR 72-600 didatangkan karena diklaim bisa menjangkau bandara-bandara kecil.
Namun, setelah beberapa tahun berjalan perseroan mengembalikan pesawat itu karena dianggap kurang cocok beroperasi di Indonesia.
Erick Thohir sendiri sudah berencana untuk melakukan restrukturisasi guna menyelamatkan Garuda Indonesia.
Sumber Berita: Antara
Foto: Pixabay