Oleh: Hasyim Arsal Alhabsi, Direktur Dehills Institute
KABARINDO, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya memberikan klarifikasi atas senggolannya pada kursi Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, di KTT D8. Menurutnya, sentuhan itu tidak disengaja, dan aksi walkout yang menyusul terjadi karena alasan mendesak. Meski demikian, insiden tersebut tetap menjadi buah bibir dan melahirkan beragam spekulasi, mulai dari tafsir diplomatik hingga humor santai di media sosial.
Namun, sorotan utama justru jatuh pada sosok Prabowo. Dalam momen yang berpotensi mengganggu suasana, ia menunjukkan ketenangan luar biasa. Tanpa reaksi emosional, Prabowo tetap konsisten dengan sikap profesionalnya, menjadikan insiden itu seolah angin lalu yang tak mampu menggoyahkan kelasnya.
Kelas Prabowo vs. Kelas Erdogan
Ketenangan Prabowo tidak hanya berbicara tentang penguasaan diri, tetapi juga memperlihatkan kualitas seorang negarawan sejati. Di hadapan peristiwa yang kemudian viral itu, ia tetap fokus pada tugas dan agenda diplomatiknya. Sementara Erdogan mungkin memiliki alasan mendesak, gestur tidak sengaja itu justru memperlihatkan kontras: di satu sisi, Erdogan tampak terburu-buru, sementara di sisi lain, Prabowo memancarkan stabilitas dan ketenangan.
Hal ini membawa kita pada refleksi sederhana: seorang pemimpin besar adalah mereka yang tidak mudah terganggu oleh hal-hal kecil. Kelas Prabowo terletak pada kemampuannya untuk memprioritaskan kepentingan negara di atas sensitivitas pribadi. Dalam konteks ini, ia seakan mengajarkan bahwa status seseorang sebagai pemimpin bukan hanya tentang posisi yang diemban, tetapi juga bagaimana mereka merespons situasi sulit tanpa kehilangan kendali.
Spekulasi yang Tak Pernah Hilang
Meski Erdogan telah memberi penjelasan, insiden ini masih menyisakan ruang untuk interpretasi. Apakah ini hanya kebetulan semata, atau ada makna tersirat yang tidak ingin diungkapkan secara terbuka? Barangkali, ini menjadi bagian dari dinamika diplomasi internasional yang terkadang penuh dengan gestur ambigu.
Namun yang pasti, Prabowo telah memperlihatkan bahwa ia bukan sekadar seorang politisi, tetapi seorang negarawan yang memahami esensi kepemimpinan: tidak membiarkan detail kecil merusak misi besar. Dan dalam hal ini, kelasnya jelas berada di atas Erdogan.