KABARINDO, JAKARTA — Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) menerima kunjungan resmi Pengurus Masjid Agung Al-Azhar dan Masjid Raya Al-Azhar di Gedung DMI, Selasa (18/11/2025). Kunjungan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus permohonan arahan terkait penguatan tata kelola dan pemakmuran masjid-masjid Al-Azhar yang kini telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Rombongan Masjid Al-Azhar diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, SE, MT, Wakil Sekjen DMI H. Tatang Hidayat, SH, Direktur Utama DMITV Buyung Wijaya Kusuma, serta Pemimpin Redaksi DMITV Gatot Widakdo.
Dalam dialog hangat tersebut, DMI menyampaikan sejumlah masukan strategis terkait pelayanan masjid, mulai dari keamanan, kenyamanan jamaah, hingga kualitas akustik.
“Yang penting bukan hanya kenyamanan dan keamanan masjid, tetapi juga bagaimana masjid ramah anak. Selain itu, akustik suara juga harus benar-benar diperhatikan,” ujar Rahmat Hidayat, yang turut diamini oleh Tatang Hidayat.
DMITV juga membuka peluang kerja sama dalam penguatan dakwah digital bersama jaringan masjid Al-Azhar.
“Saat ini kami telah bekerja sama dengan Masjid Istiqlal dan Masjid Agung Sunda Kelapa. Video ceramah dan pengajian bisa ditayangkan di DMITV. Ke depan kami berharap dapat berkolaborasi dengan Masjid Al-Azhar, bahkan secara eksklusif,” terang Buyung Wijaya Kusuma.
Masjid Al-Azhar Perkuat Transformasi Digital dan Layanan Ramah Anak
Perwakilan Masjid Al-Azhar menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan upaya mempererat hubungan dengan DMI sebagai induk pembina masjid-masjid Al-Azhar dari Sabang hingga Merauke.
“Yang paling utama bagi kami adalah menjaga hubungan dengan orang tua kami, sebagai induk yang membina masjid-masjid Al-Azhar,” kata salah satu pengurus.
Mereka menegaskan komitmen untuk memperkuat peran masjid di era digital, termasuk memaksimalkan dakwah berbasis media sosial dan platform daring.
“Sekarang ini era digital. Dakwah harus bisa diterima bukan hanya di masjid, tetapi juga di rumah,” tutur perwakilan tersebut.
Tiga pilar tata kelola masjid—Idarah, Ri’ayah, dan Imarah—kembali menjadi fokus pembinaan yang akan ditegakkan di seluruh masjid binaan Al-Azhar.
Pengurus juga menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai ruang yang ramah anak dan remaja.
“Kami lebih banyak berinteraksi dengan anak didik kami. Karena itu, masjid harus menjadi rumah kedua yang nyaman bagi mereka,” tegasnya.
Masalah akustik masjid turut menjadi perhatian serius.
“Persoalan suara ini terjadi di banyak masjid. Karena itu kami sepakat untuk menata ulang sistem akustik dengan tenaga ahli,” tambahnya.
Struktur Pembinaan Masjid Al-Azhar di Indonesia
Pengurus Al-Azhar juga menjelaskan bahwa masjid-masjid di bawah naungan mereka terbagi menjadi tiga kategori:
- Masjid Agung Al-Azhar,
- Masjid Raya Al-Azhar,
- Masjid Al-Azhar di lingkungan sekolah.
Hingga kini, enam Masjid Raya Al-Azhar telah beroperasi aktif, sementara beberapa lainnya sedang dalam proses pembinaan di berbagai daerah. Mayoritas masjid yang berada di lingkungan pendidikan—baik milik yayasan maupun bermitra—juga berada di bawah pembinaan langsung Al-Azhar.
