KABARINDO, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) terus memperkuat perannya dalam mencetak wirausaha baru di tanah air. Hal itu diwujudkan melalui Kegiatan Peningkatan Kapasitas Layanan Kewirausahaan 2025 Batch 11 bertema “Sejahtera dengan Kerja Wirausaha” yang digelar di Aula Gedung PPKPI Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (2/10).
Kegiatan ini diikuti 100 peserta yang terdiri dari 50 orang masyarakat binaan DMI, 20 tenaga kerja khusus, serta 30 alumni Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri Jakarta. Program ini menjadi wujud nyata komitmen Kemnaker dan DMI dalam membuka kesempatan kerja lebih luas sekaligus mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Mencetak Wirausaha Mandiri dan Inklusif
Program kewirausahaan yang diinisiasi Kemnaker tidak hanya memberikan pelatihan teoritis, tetapi juga pembekalan praktis untuk membangun usaha berkelanjutan. Peserta mendapat pendampingan gratis yang mencakup peningkatan keterampilan, pengembangan jejaring bisnis, hingga peluang menciptakan lapangan kerja baru.
“Program layanan kewirausahaan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan sekaligus menumbuhkan wirausaha baru, terutama dari masyarakat binaan DMI. Kewirausahaan yang lahir bukan hanya produktif secara individu, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang inklusif,” ujar Prof. Dr. Sukro Muhab, M.Si, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI.
Menjawab Tantangan Ketenagakerjaan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2025 berada di angka 4,76% atau setara 7,28 juta orang. Tantangan terbesar justru ada pada kelompok usia muda, di mana TPT mencapai 16,16%. Program kewirausahaan inklusif yang melibatkan DMI menjadi salah satu solusi untuk menekan angka pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja berbasis komunitas.
Kolaborasi Lintas Sektor
Kemnaker menegaskan, keberhasilan program kewirausahaan sangat bergantung pada kolaborasi antar lembaga. Kehadiran DMI sebagai mitra strategis dinilai penting karena mampu menjangkau komunitas akar rumput, terutama umat yang aktif di lingkungan masjid.
“Sinergi antara Kemnaker, DMI, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal harus terus diperkuat agar program ini bisa berjalan merata, adaptif, serta relevan dengan kebutuhan daerah,” tambah Sukro.
Data BPS 2024 menunjukkan jumlah wirausaha di Indonesia baru 3,47% dari populasi, jauh di bawah standar negara maju yang berkisar 10–12%. Melalui kolaborasi ini, Kemnaker dan DMI berharap dapat mempercepat terciptanya kemandirian ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan inklusif yang berkelanjutan.