Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Direktur JRP: Tak ada Resep Sukses, Hadapi Keadaan & Cepat Bangkit

Direktur JRP: Tak ada Resep Sukses, Hadapi Keadaan & Cepat Bangkit

Berita Utama | Sabtu, 8 April 2023 | 23:23 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Direktur JRP: Tak ada Resep Sukses, Hadapi Keadaan & Cepat Bangkit

Direktur JRP: Tak ada Resep Sukses, Hadapi Keadaan & Cepat Bangkit

Kantor JRP di Surabaya pindah lokasi, omzet JRP kini pulih 100 %

Surabaya, Kabarindo- Jadilah orang yang realistis, berani menghadapi keadaan dan jangan larut dalam keterpurukan. Segera bangkit untuk membenahi kondisi yang dialami.

Hal ini dilakukan Indayati Oetomo, International Director lembaga pengembangan SDM, John Robert Powers (JRP), saat menghadapi Covid-19 yang menimbulkan dampak berat terhadap JRP. Namun ia membuktikan bahwa JRP mampu survive dan kembali pulih.

“Ketika terjadi Covid-19, seperti kena petir. Tidak menduga kondisi di dunia, termasuk di Indonesia, akan parah,” ujarnya dalam buka bersama yang mengusung tema ‘Selalu Melihat Kebesaran Allah dalam Hidup Kita’ di kantor JRP yang baru di Spazio, Surabaya, pada Sabtu (8/4/2023).

Menghadapi kondisi terseebut, JRP mengambil kebijakan baru. Indayati menuturkan, dua minggu setelah pemerintah memberlakukan PPKM, JRP menerapkan program secara hybrid, offline maupun online. Kini setelah PPKM usai, banyak siswa JRP yang merindukan pengajaran dilakukan secara offline saja.

“Mereka bosan mengikuti pengajaran secara online. Ingin bertemu para guru dan teman-teman lain,” ujarnya.

Menurut Indayati, kondisi seperti Covid-19 yang membuat semuanya amburadul, jangan sampai membuat kita putus asa dan terus terpuruk. Ini adalah bagian dari ujian kehidupan yang akan membuat kita ‘naik tingkat’ menjadi lebih dewasa, lebih kuat dan lebih peka terhadap lingkungan dan sesama.

“Kita harus belajar untuk ikhlas dalam segala hal. Kondisi yang sulit jangan membuat kita lari, tapi hadapi dengan berani dan tekad kuat,” tandasnya.

Indayati memikirkan bagaimana nasib karyawan dan pengajar serta supaya JRP terus eksis. Tak bisa dihindari Covid-19 berdampak terhadap JRP yang harus mengurangi 25% karyawan dan menutup cabang di Medan.

“Ini terpaksa saya lakukan. Kalau dulu waktu krismon, kita mengalami krisis materi. Waktu Covid-19, kita mengalami krisis secara holistik: materi, jasmani dan mental,” ujarnya.

JRP juga harus membicarakan utangnya dengan kreditur. “Ya, saya melakukan negosiasi enaknya bagaimana. Saya nggak gengsi. Saya bicara jujur tentang kondisi saat itu. Semua menderita. Saya percaya hati manusia bukan terbuat dari batu. Mereka pasti bisa memahami,” tuturnya.

Indayati kini lega dan bersyukur, onset JRP sudah pulih 100% dan utangnya tersisa 30%. Ia optimis, akan mampu segera menuntaskan utang tersebut. Untuk mengurangi pengeluaran, kantor JRP di Surabaya pindah ke lokasi baru di gedung yang lebih modern dengan harga sewa yang jauh lebih terjangkau. Nsmun JRP harus kehilangan grand piano yang ikonik menghiasi ruang tamunya yang luas di kantor lama.

“Memang sayang sekali. Tapi harus ada yang dikorbankan demi kondisi yang lebih baik. Saya realistis aja. Yang penting nggak utang. Tempat yang baru ini better than before,” ujarnya yakin dan tegas.

Indayati mengaku dirinya bukan tipe orang yang berlama-lama susah. Ia akan segera bertindak untuk mengatasi keadaan agar menjadi lebih baik.

“Jangan menyiksa diri, terpaku dan terpuruk dalam suatu kondisi. Jangan menoleh ke belakang, hadapi keadaan dan fokus ke depan. Cepat bangkit dan perbaiki kondisi,” tandasnya.

Indayati menambahkan, setiap orang bisa sukses. Namun tak ada resep kesuksesan yang jitu dan ampuh. Menurut ia, resep kesuksesan seseorang belum tentu bisa diterapkan oleh orang lain. Hal ini berkaitan dengan karakter seseorang, kondisi, pekerjaan, bidang yang digeluti dan faktor-faktor lain.

“Sukses atau gagal itu ada masanya. Kalau gagal, cepat bangkit. Kalau sukses, jangan sombong. Tetaplah rendah hati dan berupaya mempertahankan bahkan meningkatkan kesuksesan,” tuturnya.

Indayati juga menyinggung tentang Hari Katini yang diperingati setiap tanggal 21 April. Ia mengatakan, kehidupan dan dunia yang makin keras menuntut perempuan untuk menjadi sosok yang smart, ulet dan tangguh.

“Think like a man, do like a woman,” pungkasnya.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER