KABARINDO, BEIJING - Tercatat ekonomi China mengalami pertumbuhan sebesar 8,1 persen dan mampu melampaui target yang telah disusun oleh pemerintah.
Dikutip dari CNN, Selasa (18/1/2022), disebutkan meskipun perekonomian china sedang melesat kedepannya masih banyak tantangan seperti krisis real estate, Covid-19 varian baru hingga pembatasan kegiatan demi mengendalikan virus.
Sebelumnya pada kuartal terakhir 2021, Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya tumbuh sebesar 4 persen dan merupakan paling rendah dalam jangka waktu satu setengah tahun.
China sedang menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2022 dalam bentuk pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral China. Hal ini dilakukan sejak 2020 untuk membuat suku bunga kredit menjadi lebih rendah
Kepala Biro Statistik China Ning Jizhe mengatakan pertumbuhan. ekonomi di China masih mengalami tekanan. Sebelumnya bidang industri naik sebanyak 4,3 persen pada Desember dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor China naik sebesar 21 persen melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah meskipun konsumsi melemah yang disebabkan oleh covid varian baru di Zhejiang dan Xi’an. Lemahnya konsumsi ini disebabkan banyaknya tempat hiburan, pabrik dan ribuan orang harus dikarantina.
Penjualan ritel naik 1,7 persen pada Desember, meskipun pada November mencapai 3,9 persen. Hal ini menyebabkan penurunan investasi di bidang properti dan perumahan.
Kepala ekonom Macquarie Group Larry Hu mengungkapkan bahwa tahun lalu ekonomi China sedang tertekan akibat Omicron.
Analis JP Morgan Asset Management Zhu juga mengungkapkan jika pemerintah China pasti mampu menghadapi tekanan dan tantangan untuk menghilangkan corona. Namun, hal ini akan berdampak pada ekonomi China 2022 karena adanya varian baru, Omicron.
“Adanya varian baru, lockdown dan masalah ketersediaan barang di industri otomotif akan membuat konsumsi terganggu,” jelasnya.
Menurutnya hadirnya corona varian baru ini pastinya akan mengganggu rantai pasok barang di pabrik. Hal ini disebabkan dilakukannya pengetatan arus keluar masuk barang jelang Tahun baru Imlek sehingga menyebabkan banyak kapal yang tertahan di pelabuhan.
Dengan ini diharapkan pemerintah China mampu mengambil kebijakan yang tepat untuk memutuskan arah kebijakan ekonomi tahun 2022 ini.
Sumber: Detik.com
Foto: Shutterstock