Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Daya Beli Turun, Angka Belanja Rokok Warga Kabupaten Bogor Justru Meningkat

Daya Beli Turun, Angka Belanja Rokok Warga Kabupaten Bogor Justru Meningkat

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 28 Desember 2021 | 23:36 WIB
Editor : amritawa

BAGIKAN :
Daya Beli Turun, Angka Belanja Rokok Warga Kabupaten Bogor Justru Meningkat

KABARINDO, BOGOR - Pengeluaran warga Kabupaten Bogor untuk membeli rokok meningkat selama pandemi Covid-19 meski daya beli masyarakat secara umum mengalami penurunan.

Fakta itu tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor yang dipaparkan Ujang Jaelani pada Selasa (28/12/2021).

"Belanja rokok meningkat dari 6,19 persen menjadi 7,06 persen berdasarkan persentase pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok komoditas," ungkap pria yang menjabat sebagai Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor itu.

Berdasar data perbandingan 2019 dan 2020 tersebut, belanja rokok masyarakat bahkan lebih tinggi dari belanja beras yang hanya sebesar 4,89 persen pada 2019 dan naik ke 5,46 persen pada 2020.

Padahal, BPS Kabupaten Bogor mencatat nilai rata-rata pengeluaran per kapita dalam sebulan penduduk di wilayahnya menurun pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan, kemudian dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.

"Pada 2019 rata-rata pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp1,2 juta tetapi pada 2020 hanya Rp1,1 juta per kapita menurut kelompok komoditas," ujarnya.

Daya Beli Turun, Angka Belanja Rokok Warga Kabupaten Bogor Justru Meningkat

Sementara itu, Ade Yasin selaku Bupati Bogor menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 berimbas pada meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Bogor dari 9,06 persen pada 2019 menjadi 14,2 persen pada 2020.

Menurut Ade Yasin, laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya melambat -1,19 persen pada 2020 dibandingkan 2019 yang mencapai 5,85 persen.

"Kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan pembatasan kegiatan masyarakat berdampak pada turunnya aktivitas produksi barang dan jasa, terutama yang bertumpu pada sektor ekonomi sekunder dan tersier," kata Ade yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.

Sumber Berita: Antara
Foto: Antara


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER