Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Crown Group Targetkan Pembangunan Mixed-Use & BTR; Senilai Rp.5 Triliun

Crown Group Targetkan Pembangunan Mixed-Use & BTR; Senilai Rp.5 Triliun

Ekonomi & Bisnis | Selasa, 6 Juli 2021 | 21:32 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Crown Group Targetkan Pembangunan Mixed-Use & BTR; Senilai Rp.5 Triliun

Crown Group Targetkan Pembangunan Mixed-Use & BTR; Senilai Rp.5 Triliun

Kembangkan sayap di Sydney sambil melihat peluang di Melbourne, Brisbane dan Indonesia

Surabaya, Kabarindo- Crown Group mengungkapkan rencana akuisisi tiga lokasi pengembangan signifikan di utara Sydney senilai sekitar Rp.5 triliun, karena perusahaan fokus pada diversifikasi ke sektor mixed-use dan Built-To-Rent (BTR).

Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengatakan perusahaan akan mengembangkan sayap di Sydney sambil melihat peluang di Melbourne, Brisbane dan Indonesia.

“Fokus kami tetap di Australia, namun kami juga melihat peluang ekspansi di Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk dalam jajaran 5 negara teratas dari ukuran PDB menurut World Economic Forum,” ujarnya.

Menurut Iwan, saat ini Crown Group disibukkan dengan tiga pilar bisnis yaitu residensial, menumbuhkan merek SKYE Suites dan mengembangkan bisnis ritel, namun juga mulai melakukan perencanaan untuk 5 tahun ke depan.

Iwan mengatakan, fokusnya saat ini adalah penyelesaian fase pertama Grand Residences, sebuah proyek mixed-use di Eastlakes, Sydney, yang mencakup 133 unit apartemen dan 14.000 meter persegi ruang ritel.

“Pasar saat ini lebih realistis dibandingkan tiga atau lima tahun lalu, karena kelompok asing dan perusahaan milik negara telah meninggalkan pasar. Pasar terkontraksi karena kebijakan pemerintah terhadap pembeli asing yang harus membayar pajak pembelian dua kali lipat serta kesulitan dalam mencari akses pendanaan atau pinjaman,” paparnya.

Iwan menambahkan, Covid-19 dan penutupan perbatasan internasional juga secara dramatis berdampak pada pasar apartemen residensial di Australia, di mana pembeli asing biasanya mencapai setidaknya 50% dari pembeli.

Ia yakin, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengakuisisi lahan pembangunan untuk jangka pendek dari sektor-sektor yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19 dan penutupan perbatasan. Sementara perbatasan internasional ditutup, pertumbuhan akan terhambat secara signifikan. Inilah yang membuat Crown Group melihat peluang pengembangan baru,

Para pemilik lokasi pengembangan menjadi lebih realistis dalam ekspektasi harga dan ketentuan pengaturan penjualan mereka, ujarnya.

Iwan menambahkan, salah satu area yang ingin didiversifikasi oleh perusahaan adalah area BTR. Crown Group mencari lokasi strategis yang dekat dengan transportasi sebagai faktor penentu utama dalam melakukan akuisisi.

Contohnya, SKYE Suites yang menggabungkan akomodasi menginap jangka pendek dan menengah, telah mencapai okupansi sebesar 85% sejak dibuka dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp.13 milyar per bulan. Saat ini SKYE Suites memiliki tiga properti yang berlokasi di Sydney CBD, Green Square dan Parramatta.

“Ini menunjukkan dinamika pasar berubah. Cukup banyak wisatawan lokal yang menempati hotel kami. Jadi kami tidak bergantung pada wisatawan asing,” kata Iwan.

Ia menambahkan telah bernegosiasi dengan sejumlah kelompok yang tertarik untuk melakukan usaha patungan dengan rekam jejak yang solid dalam pengembangan serta peningkatan nilai desain inovatif yang berkualitas. Rincian usaha patungan dan mitra baru akan diumumkan secara bertahap dalam 12 bulan ke depan.

“Mereka tahu Crown Group memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam mengembangkan pembangunan high density dengan fasilitas bergaya resor yang mewah. Mereka yakin dengan nilai pengembalian mereka di masa depan dan hasil dari pengembalian itu adalah apa yang ingin mereka capai, ujarnya.

Meskipun perbatasan internasional ditutup, Crown Group tetap percaya diri di masa depan berdasarkan inisiatif seperti paket stimulus pemerintah, jobkeeper yang telah menopang perekonomian Australia. Hal ini juga terjadi di negara-negara maju lainnya di seluruh dunia. Di AS, pemerintah Biden berencana menyuntikkan 6 triliun dolar untuk meningkatkan perekonomian.

Harga properti telah meningkat di AS dalam 12 bulan terakhir, seperti halnya di Sydney. Ada kekurangan unit apartemen di area pekotaan. Kebijakan First Home Buyers (FHB) hanya berdampak pada pasar rumah tapak dan tanah terkait harga. Kebijakan ini hampir tidak berdampak di pasar apartemen, karena harga apartemen di pusat kota mencapai lebih dari 1 juta dolar Australia. Kekurangan unit apartemen akan menciptakan krisis pasokan di kawasan dalam kota. Kota ini akan mengalami krisis pasokan yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan harga lebih jauh dalam pembangunan apartemen dalam kota.

Crown Group melakukan pendekatan ekspansi ini secara hati-hati dan terukur. Perbatasan internasional mungkin tidak terbuka selama beberapa tahun. Namun Crown Group optimistis dalam strategi pertumbuhannya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER