Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Gaya hidup > Cegah Stunting, Kenali Korelasi ASI dan Berat Badan pada Anak

Cegah Stunting, Kenali Korelasi ASI dan Berat Badan pada Anak

Gaya hidup | Selasa, 23 Agustus 2022 | 19:21 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Cegah Stunting, Kenali Korelasi ASI dan Berat Badan pada Anak

Cegah Stunting, Kenali Korelasi ASI dan Berat Badan pada Anak

Surabaya, Kabarindo- Tentang Anak mengedukasi orang tua Indonesia dari sisi kesehatan dan pertumbuhan anak, terutama mengenai ASI dan berat badan anak dengan narasumber dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp.A.

dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, dokter spesialis anak yang juga founder dari Tentang Anak, mengatakan ia ingin mengingatkan pentingnya memperjuangkan ASI untuk anak dan bagaimana manajemen ASI bisa menekan angka gagal pertumbuhan pada anak atau stunting, yang kini masih menjadi fokus utama para ahli serta pemerintah di Indonesia.

dr. Dimple memaparkan pada Selasa (23/8/2022) beberapa poin penting terkait ASI, pertumbuhan anak dan stunting, yaitu

Fakta-fakta terkait gagal tumbuh atau stunting

Tinggi badan kurang karena asupan gizi kurang. Terjadi di Indonesia sebanyak 17%-19% kasus dari total anak Indonesia. Dampak malnutrisi bisa permanen bila terjadi pada bayi dan batita. Hal ini dapat dicegah sejak kehamilan (1.000 hari pertama kehidupan).

Efek dari stunting

Jangka pendek: gangguan pertumbuhan otak, IQ rendah, gangguan sistem kekebalan tubuh.

Jangka panjang: menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya pengobatan, perawakan pendek, meningkatkan resiko penyakit jantung dan diabetes hingga kematian.

Cara memonitor pertumbuhan anak usia dini

Orang tua dapat mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala menurut umur setiap bulan. Bisa mengukur sendiri ataupun dengan bantuan tenaga medis setiap cek secara berkala ke fasilitas kesehatan. Jika pertumbuhan fisik anak kurang, orang tua wajib mengevaluasi bersama ahli (dokter spesialis anak) apakah asupan makanannya, kualitas nutrisi dan asupan susunya cukup.

Prioritas utama orang tua

Bayi sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usia. Orang tua harus realistis mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika setelah dievaluasi, ternyata ASI kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari anak, maka perlu dilakukan upaya lain sebagai pendukung, seperti susu formula ataupun asupan MPASI sesuai hasil konsultasi dengan dokter.

Kebutuhan kalori anak usia dini

Usia 6-9 bulan memerlukan ASI 70% dan MPASI 30%

Usia 9-12 bulan memerlukan ASI 50% dan MPASI 50%

Usia >12 bulan memerlukan ASI 30% dan MPASI 70%

Yang dilakukan orang tua untuk memastikan kebutuhan kalori bayi ASI tercukupi

Pastikan posisi menyusui benar dan nyaman bagi ibu dan bayi, agar proses transfer ASI dari payudara ibu bisa terpenuhi dengan baik. Tubuh bayi menghadap ke tubuh ibu dalam satu garis lurus. Dagu bayi menempel di payudara ibu. Dada atau perut bayi menempel dengan perut ibu. Tangan ibu menyangga leher dan punggung bayi (kecuali posisi tidur). Pastikan bayi menyusu dengan posisi mulut terbuka lebar dan dari areola payudara (bukan puting)

Tips memompa ASI untuk kosongkan payudara

Kompres hangat sebelum memompa, posisi ibu nyaman. Usahakan double pumping dan pijat payudara sebelum dan saat pumping. Pastikan ukuran cup pompa pas dengan payudara. Jika menyusui dan memompa, jarak waktu 30-60 menit setelah bayi menyusui atau satu jam sebelum bayi menyusui. Jika hanya memompa (pemberian ASIP) usahakan memompa minimal 6-8 kali sehari.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER