Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Cadangan Devisa Indonesia Diperkirakan Akan Turun Periode Februari dan Maret 2022

Cadangan Devisa Indonesia Diperkirakan Akan Turun Periode Februari dan Maret 2022

Ekonomi & Bisnis | Rabu, 9 Februari 2022 | 12:08 WIB
Editor : Sebastian Renaldi

BAGIKAN :
Cadangan Devisa Indonesia Diperkirakan Akan Turun Periode Februari dan Maret 2022

KABARINDO, JAKARTA- Posisi cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan kembali mengalami penurunan pada periode Februari dan Maret 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada Januari 2022 sebesar US$141,3 miliar, turun dari posisi bulan sebelumnya US$144,9 miliar. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di BI.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa pelarangan ekspor batu bara pada Januari 2022 turut mempengaruhi posisi cadangan devisa pada periode tersebut.

Kebijakan tersebut diperkirakan telah mendorong penurunan ekspor batu bara sebesar US$1 miliar hingga US$1,5 miliar dari kondisi normal pada kisaran US$3 miliar hingga US$4 miliar. “Dengan penurunan kinerja ekspor tersebut maka akan mendorong penurunan devisa hasil ekspor,” katanya. Namun demikian, Josua memperkirakan kinerja ekspor dan devisa hasil ekspor akan kembali meningkat pada Februari 2022 mengingat pemerintah telah merelaksasi kebijakan pelarangan ekspor batu bara tersebut.

Dia memaparkan, dari sisi aliran modal, tercatat net capital inflow sebesar US$$143,2 juta di pasar saham dan obligasi pada Februari 2022. Di samping itu, investor asing membukukan net inflow sebesar US$425 juta di pasar saham, sementara di pasar obligasi, kepemilikan investor asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) tercatat turun US$283 juta. Sementara itu, cadangan devisa dalam 1 hingga 2 bulan ke depan diperkirakan akan mengalami penurunan, terutama disebabkan oleh tekanan Dolar Amerika Serikat akibat tapering dari the Fed. Di sisi lain, tekanan permintaan dari sisi impor juga diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. “Namun, pasca-kenaikan suku bunga Fed, diperkirakan tekanan asing akan cenderung lebih terbatas, sehingga cadangan devisa diperkirakan kembali meningkat hingga akhir 2022,” kata Josua.

Sumber: bisnis.com

foto: vibiznews.com


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER