KABARINDO, PERU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan guncangan gempa 7,2 Magnitudo yang melanda negara Peru, Jumat malam waktu setempat tidak berdampak ke wilayah Indonesia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta Jumat, mengatakan bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa kedalaman dangkal yang dipicu aktivitas subduksi Lempeng Nazca yang tersubduksi menunjam ke bawah Lempeng Amerika Selatan, dengan mekanisme sesar naik.
Berdasarkan estimasi peta guncangan gempa tersebut berpotensi menimbulkan guncangan dengan skala intensitas VII-VII MMI di Atiquipa, Peru. Hingga saat ini, dilaporkan beberapa orang terluka dan terjadi kerusakan ringan hingga moderat.
BMKG mengkonfirmasi otoritas Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) memberikan informasi awal bahwa gempa ini berpotensi tsunami dengan ketinggian 1-3 meter di Peru.
Setidaknya pada pukul 13.46 WIB tadi PTWC mengakhiri peringatan dini tsunami untuk wilayah Peru, setelah sebelumnya sempat terjadi tsunami kecil tercatat di Tidegauge Chala Arequipa dengan tinggi 0,2 meter.
Namun, Daryono menegaskan, berdasarkan hasil pemodelan tsunami dan analisis yang dilakukan oleh tim ahli BMKG, gempa di Peru ini tidak menimbulkan tsunami atau dampak apapun di wilayah Indonesia.
Oleh karena itu BMKG menghimbau kepada masyarakat utamanya wilayah Indonesia bagian timur dan sekitarnya dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan berita bohong atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hasil analisa lanjutan biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring InfoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat