Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Bikin Konsumen Betah, Pelaku Bisnis Gunakan Messaging Platform Dua Arah

Bikin Konsumen Betah, Pelaku Bisnis Gunakan Messaging Platform Dua Arah

Ekonomi & Bisnis | Senin, 26 Mei 2025 | 21:35 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Bikin Konsumen Betah, Pelaku Bisnis Gunakan Messaging Platform Dua Arah

Bikin Konsumen Betah, Pelaku Bisnis Gunakan Messaging Platform Dua Arah

Surabaya, Kabarindo- Seiring meningkatnya persaingan bisnis, perusahaan berlomba-lomba mencari cara untuk membuat konsumen bertahan. Laporan Infobip Messaging Trends 2025 yang dirilis Infobip, perusahaan teknologi penyedia omnichannel marketing platform ini mengungkapkan, kini konsumen menuntut komunikasi yang semakin cepat dan dua arah dari para brand yang mereka gunakan. Pergeseran ini membuat perusahaan harus tanggap mengadopsi berbagai platform komunikasi.

Kukuh Prayogi, Business Lead, Infobip Indonesia, mengatakan konsumen semakin menuntut cara termudah untuk menjangkau brand. Maka brand perlu hadir di platform yang konsumen gunakan. Riset Infobip menunjukkan 77% konsumen memilih, merekomendasikan atau membayar lebih untuk brand dengan service yang cepat dan bisa mempersonalisasi kebutuhan mereka.

“Di persaingan bisnis yang kompetitif ini, terlambat merespons bisa membuat brand kehilangan loyalitas konsumen,” ujarnya.

Conversational maturity jadi standar berkomunikasi bagi brand

Konsumen kini ingin berinteraksi dengan brand layaknya berbicara dengan orang dewasa yang benar-benar mengerti kebutuhan mereka, bukan sekedar interaksi kaku. Karena itu, semakin banyak brand yang berinvestasi dengan teknologi AI untuk membangun pengalaman percakapan yang lebih matang, relevan dan responsif.

WhatsApp jadi platform terfavorit pelanggan

WhatsApp tumbuh pesat sebesar 146% selama 2023-2024 secara global. Di Indonesia, WhatsApp mendominasi 68% trafik pesan bisnis pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 111%. Masyarakat menyukai WhatsApp dibandingkan kanal lain, karena kemudahannya dalam memberikan respons cepat dan personal.

Selain itu, brand lebih mudah untuk melakukan conversational marketing. Misalnya merekomendasikan produk berdasarkan riwayat belanja konsumen, mengingatkan proses check-out yang belum selesai dan sebagainya untuk mendukung konversi penjualan yang lebih tinggi. Karena itu, semakin banyak brand yang mengadopsi WhatsApp untuk meningkatkan engagement konsumen dan membangun komunikasi yang lebih efektif.

e-commerce unggul di Indonesia

Secara global, industri transportasi & logistik menjadi sektor dengan adopsi layanan pesan instan tertinggi, mencatat pertumbuhan volume pesan hingga 48%. Pesan instan digunakan secara luas untuk pelacakan pengiriman, notifikasi jadwal hingga layanan konsumen.

Di Indonesia, industri e-commerce mendominasi dengan peningkatan volume pesan sebesar 30% dalam setahun terakhir, terutama untuk konfirmasi pesanan dan interaksi konsumen. Sektor keuangan juga mencatat pertumbuhan 25% dalam pemanfaatan pesan instan untuk notifikasi transaksi dan layanan nasabah, sementara sektor kesehatan mengalami peningkatan adopsi sebesar 20% untuk pengingat jawdal pertemuan dan tindak lanjut pasien.

Strategi ‘Going Glocal’ untuk pasar Indonesia

Mengkonversi momentum global seperti Black Friday menjadi relevan dengan budaya lokal dapat menjadi strategi penjualan bagi bisnis. Contohnya, di sektor pariwisata dan hospitality, personalisasi pesan selama Ramadan dan periode puncak mendorong peningkatan pemesanan hotel hingga 25%. Platform e-commerce turut mencatatkan peningkatan konversi penjualan sebesar 40%. Messaging berperan sebagai media utama untuk menarik perhatian konsumen terhadap momen-momen ini.

Infobip senantiasa mendorong para pelaku bisnis untuk menerapkan komunikasi omnichannel dengan konsumen. Berkat penerapan omnichannel, platform e-grocery Segari mampu menangani 90% pertanyaan konsumen secara lebih cepat, sehingga meningkatkan kepuasan konsumen hingga 87%.

“Memilih satu channel saja tidak cukup. Brand di Indonesia harus menerapkan strategi omnichannel dalam komunikasi mereka. Pahami karakteristik konsumen untuk menentukan channel prioritas, tetapi tetap pertahankan kanal tradisional seperti SMS agar bisnis tetap inklusif dan dapat menjangkau semua konsumen,” ujar Kukuh.

Foto: ilustrasi-istimewa


RELATED POST


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER