Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > BI Dorong Penyaluran Kredit Perbankan, Naikkan Insentif Likuiditas Makroprudential

BI Dorong Penyaluran Kredit Perbankan, Naikkan Insentif Likuiditas Makroprudential

Ekonomi & Bisnis | Rabu, 15 November 2023 | 23:38 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
BI Dorong Penyaluran Kredit Perbankan, Naikkan Insentif Likuiditas Makroprudential

BI Dorong Penyaluran Kredit Perbankan, Naikkan Insentif Likuiditas Makroprudential

Kredit perbankan pada 2023 diperkirakan tumbuh 9%-11%

Magelang Kabarindo- Bank Indonesia (BI) mendorong penyaluran kredit perbankan dengan menerapkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprodential (KLM) yang berlaku mulai 1 Oktober 2023.

Asisten Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Ina Nurmalia, mengatakan KLM tersebut bertujuan mendorong penyaluran kredit perbankan guna menjaga momentum pemulihan ekonomi dan memberikan daya ungkit pertumbuhan ekonomi.

"Kami melakukan penguatan stimulus kredit perbankan dengan menerbitkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang berlaku mulai 1 Oktober 2023," ujarnya dalam Capacity Building dan Bincang Bareng Media yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur di Magelang pada Selasa-Kamis, 14-16 November 2023.

Untuk itu, BI menaikkan insentif likuiditas makroprudensial dari 2,8% menjadi 4%, sehingga total insentif likuiditas perbankan diperkirakan mencapai Rp.156 triliun. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan untuk mendongkrak perekonomian. Kredit perbankan pada 2023 diperkirakan tumbuh 9%-11%.

Ina menyebutkan, sektor-sektor prioritas yang mendapatkan penyaluran kredit tersebut antara lain hilirisasi minerba maupun non-minerba seperti pertanian, peternakan dan perikanan, perumahan termasuk perumahan rakyat, pariwisata yang mencakup perhotelan dan restoran, pembiayaan termasuk untuk UMKM) dan pembiayaan hijau.

“Implementasi KLM akan dapat memperkuat kinerja perbankan dan kinerja dunia usaha demi membangun ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan menuju Indonesia maju,” ujarnya.

Ina memaparkan 5 tujuan utama yang menjadi pertimbangan BI dalam memilih sektor-sektor tersebut yaitu untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki struktur ekonomi serta memberikan daya ungkit pertumbuhan ekonomi.

"Penerapan kebijakan tersebut diharapkan dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dalam menghadapi tantangan global berupa pelemahan ekonomi dan inflasi global yang masih tinggi,” ujarnya.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER