KABARINDO, YOGYAKARTA -- Peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV digital tak hanya memberi manfaat secara teknis. Perubahan sistem siaran ini akan menghasilkan keuntungan lebih besar lagi khususnya bagi masyarakat terutama dalam mengakselerasi penerapan digitalisasi secara menyeluruh termasuk mengakses internet secara mudah, cepat dan terjangkau.
Pandangan tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti, dalam Forum Diskusi Publik dengan tajuk “Partisipasi Masyarakat Menyosong TV Digital” kerjasama antara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (23/5/2022) di Kampus UIN Sunan Kalijaga.
Niken mengungkapkan, saat ini masyarakat membutuhkan akses intenet yang gampang diakses sekaligus lancar. Sayangnya, keinginan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi karena adanya keterbatasan termasuk soal infrastruktur.
“Ini akan jadi lebih mudah diakses ketika analog switch off (ASO) sudah selesai. Karena dengan ASO saluran kanal TV jadi lebih efisien. Jadi dalam satu kanal bisa ada 6 hingga 12 TV jika dengan digital. Ini akan menyisakan frekuensi untuk perluasan intenet tadi dan juga pengembangan teknologi 5G,” kata Niken di depan peserta forum yang hadir langsung dan daring tersebut.
Menurutnya, jika Indonesia sudah menata ulang seluruh frekuensinya ini akan menyisakan ruang untuk internet 5G yang kecepatannya luar biasa hingga 200 kali lebih cepat dari kemampuan teknologi 4G yang ada sekarang.
“Jadi mau kirim data ataupun yang lain akan sangat cepat. Tapi ini akan dapat diwujudkan dengan terlebih dahulu melaksanakan ASO. Karena itu, ASO digaungkan pemerintah untuk dilaksanakan dan paling lambat pada 2 November 2022 nanti. Itu urgensinya dan publik juga akan mendapatkan manfaat yang baik dari pelaksanaan digitalisasi ini, selain juga ada digital devidennya,” jelas Niken.
Di sela-sela paparannya, Niken mengatakan perubahan teknologi atau pergantian sistem ini adalah keniscayaan dan tidak bisa dihindari. Dia mencontohkan, pengalaman pergantian ini telah dialami masyarakat pada kurun waktu lalu seperti pergantian dari TV hitam putih ke TV berwarna. “Ada teknologi tentu ada perubahan. Sekarang ini adalah eranya digital,” tuturnya.
Pandangan yang sama turut dikatakan Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano. Menurutnya, peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV digital akan memberikan masyarakat tiga manfaat TV. Manfaat itu diantaranya manfaat secara teknis, suara lebih jernih dan teknologi yang canggih.
Selain itu, dengan TV digital masyarakat akan mendapatkan siaran gambar yang jernih, lebih bersih dan lebih stabil. Bahkan, dalam perangkat penerima siarannya yakni STB (set top box) terdapat sistem peringatan dini bencana atau early warning system yang dapat digunakan sebagai alarm memperingatkan masyarakat dari bahaya bencana seperti gempa bumi atau tsunami. “Ada fitur yang terkoneksi BMKG dan bisa langsung disiarkan,” ujarnya.
Namun begitu, Hardly menyampaikan pelaksanaan peralihan sistem siaran ini perlu didukung upaya sosialisasi yang masif agar pelaksanaannya sukses dan diterima masyarakat. Karena itu, keterlibatan kampus atau perguruan tinggi sangat krusial untuk ikut membantu sosialisasi tentang TV digital.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tri Saktiyana, mengatakan pihaknya telah melakukan upaya untuk ikut mensosialisasikan tentang migrasi TV analog ke TV digital ke masyarakat. Dia berharap pelaksanaan migrasi didukung masyarakat. ***