Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Bahagia Bersama di Bawah Nilai-Nilai Universal Pancasila: Sebuah Refleksi Kebangsaan

Bahagia Bersama di Bawah Nilai-Nilai Universal Pancasila: Sebuah Refleksi Kebangsaan

Berita Utama | Rabu, 1 Januari 2025 | 05:25 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Bahagia Bersama di Bawah Nilai-Nilai Universal Pancasila: Sebuah Refleksi Kebangsaan

Dari tulisan indah Gus Badawi

Oleh Hasyim Arsal Alhabsi, Dirktur Dehills Institute)

Kerabat Pemimpin Spiritual Nusantara

Umat Islam, dengan jumlah mayoritas di negeri ini, memikul tanggung jawab besar untuk menjadi penjaga persatuan dan keharmonisan Indonesia. Dalam konteks kebangsaan, umat Islam tidak berdiri sendiri, melainkan berjalan bersama saudara-saudara sebangsa dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan keyakinan. Inilah panggilan spiritual dan kebangsaan yang mendesak: bersatu dalam keberagaman, membangun Indonesia yang adil dan makmur di bawah naungan nilai-nilai universal Pancasila.

Memahami Tantangan: Proyek Perpecahan dan Kontra-Intelijen

Di tengah perjalanan bangsa ini, berbagai ancaman muncul dalam bentuk proyek-proyek kontra-intelejen yang memecah belah. Stigma seperti "Islam teroris," konflik teologis antar mazhab, hingga manipulasi identitas oleh kelompok tertentu hanyalah sebagian dari strategi memecah belah yang dirancang oleh kekuatan asing dan elit-elit lokal yang egois. Tujuannya jelas: menggoyahkan ukhuwah, meruntuhkan harmoni sosial, dan menjauhkan kita dari visi keadilan sosial.

Namun, perpecahan ini bukan hanya tanggung jawab musuh-musuh eksternal. Ia juga mencerminkan kelemahan internal, khususnya di kalangan cendekiawan dan ulama yang sering kali terjebak pada kesadaran syariat semata tanpa menyentuh kedalaman hakikat. Akibatnya, Pohon Peradaban Nusantara, yang seharusnya kokoh dengan akar esoteris dan ruh Nusantara, menjadi rapuh. Dalam konteks ini, tugas kita bukan hanya melawan proyek perpecahan, tetapi juga merevolusi kesadaran kita sendiri.

Landasan Bersama: Spiritualitas Sejati dan Nilai Pancasila

Persatuan bukan berarti menyeragamkan keyakinan, melainkan menyatukan visi kebangsaan. Nilai-nilai universal Pancasila—ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial—merupakan landasan bersama yang mampu menjembatani perbedaan. Bung Karno menyebutnya sebagai "Apinya Islam," sebuah interpretasi Islam yang kontekstual dan relevan dengan kebangsaan Indonesia.

Pancasila bukanlah milik satu golongan. Ia adalah jembatan yang menghubungkan ajaran Islamiyah, Kristiani, Buddhaiyah, dan keyakinan lainnya dengan nilai-nilai rahmaniyah (cinta kasih), wathoniyah (kebangsaan), dan insaniyah (kemanusiaan). Dengan berpegang pada nilai-nilai ini, umat Islam dapat menjadi motor penggerak persatuan dan keadilan sosial di Indonesia.

Revolusi Kesadaran: Dari Syariat Menuju Hakikat

Perubahan tidak bisa dimulai dari masyarakat awam tanpa terlebih dahulu dimulai dari para pemimpin spiritual dan intelektual bangsa. Ulama dan cendekiawan memiliki tanggung jawab moral untuk melampaui batasan syariat menuju kesadaran hakikat. Sebagaimana diingatkan oleh Ayah Uyut Arya Jaka Lelana, kesadaran yang utuh harus mencakup dimensi personal, sosial, dan semesta.

Kesadaran ini mencakup kepekaan terhadap penderitaan rakyat, keadilan sosial, dan tanggung jawab kolektif. Sejarah menunjukkan, tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno, Gus Dur, dan Mahatir Muhammad memadukan visi spiritualitas dengan tindakan nyata untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat tertindas. Inilah teladan yang harus diikuti oleh ulama dan cendekiawan masa kini.

Menuju Indonesia Emas 2045

Dengan dukungan rakyat dan restu Tuhan Yang Maha Esa, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mercusuar dunia pada tahun 2045. Presiden Prabowo Subiyanto, bersama rakyat yang bersatu (Mestakung—semesta mendukung), memiliki peluang untuk memimpin negeri ini menuju visi besar Indonesia Emas.

Namun, ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Setiap individu, setiap komunitas, dan setiap pemimpin lokal memiliki peran dalam membangun spiritualitas bangsa yang kokoh. Hanya dengan semangat "win-win solution," di mana semua pihak merasa dihargai dan diuntungkan, kita dapat mewujudkan keadilan sosial dan kebahagiaan bersama.

Sebuah Seruan Kebangsaan

Indonesia bukan hanya tentang agama tertentu, etnis tertentu, atau ideologi tertentu. Ia adalah rumah bersama yang harus dirawat dengan cinta dan keadilan. Mari hentikan perpecahan, tinggalkan egosentrisme, dan bangun kembali semangat persatuan yang sejati. Karena di bawah nilai-nilai universal Pancasila, kita semua adalah saudara yang berjalan bersama menuju cahaya kebahagiaan dan kemakmuran bersama.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER