WEBINAR KPI Komisi Penyiaran Indonesia Sukses Gandeng Sahabat Anak Indonesia-SAI
KABARINDO, Juanda, Jakarta- Songsong Anugerah KPI 24 Juli mendatang dan makin memperkuat peran KPI-Komisi Penyiaran Indonesia, Rabu (15/6) sukses gelar hybrid webinar zoom dengan topik bahasan yang sangat menarik dan populis.
Bertajuk, "Konten Siaran Perspektif Perlindungan Anak".
"Revisi UU Penyiaran no. 32 tahun 2002 akan dilakukan tahun 2022 ini karena memang tuntutan era media baru sudah harus menjaga siaran/broadcast ramah dan sesuai perspektif anak," papar lugas Meutya Viada Hafid selaku Ketua Komisi I DPR RI yang hadir memulai webinar yang dihadiri oleh Ketua KPI Agung Suprio dan jajaran anggota, Mimah Susanti dan Mulyo Hadi P.
Hadir pemantik diskusi, Aris Ananda selaku Praktisi Edutainment Anak bersama Danny Ardianto dari Google Indonesia yang mengulas tentang pentingnya mendorong konten positif anak buatan anak negeri yang sesuai dengan tradisi dan kultur ke-Indonesiaan termasuk keberadaan Youtube Kidz yang sangat ramah anak.
Sementara narasumber dan beberapa kementerian terkait penyiaran yakni, Ir. Agustina Erni, M.Sc yang saat ini didapuk amanah sebagai Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KPPA menyitir peran KPI harus diperkuat di era media baru dengan maraknya apps dan penonton kanal Youtube makin naik dari tahun ke tahun usia anak dan remaja.
Redaksi mengutip Brandcast Delivered yang menjadi acara marketing tahunan dari YouTube, mengumumkan bahwa berdasarkan jajak pendapat dari ComScore VMX, YouTube telah mengalami peningkatan penonton sebanyak 30 persen.
"Tahun ini YouTube telah menjangkau lebih dari 100 juta masyarakat di Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas. Ini suatu peningkatan di mana tahun lalu kita mencapai sekitar 90 juta," ujar Yolanda Sastra selaku Ads Marketing Google dikutip dari media online beberapa waktu lalu.
Sementara itu R. Niken Widiastuti yang saat ini masih sebagai Staf Khusus Menteri Kominfo RI berjanji untuk terus melibatkan masyarakat madani dengan kanal AduanKonten terus mengawasi apps, link atau siaran-siaran yang merusak moral anak bangsa tidak hanya produk siaran tv atau radio konservatif tapi hadirnya media baru berbasis digital streaming yang ada di genggaman anak dan remaja adalah tanggung jawab bersama bukan hanya KPI.
Hadir juga Lena Maryana Mukti, Ketua MPI dan Duta Besar LBBP Kuwait sebagai orang tua tentu saja percaya negara selalu hadir dan mendukung revisi UU Penyiaran agar bisa up to date dengan era kekinian.
Kak Imad Imaddin selaku Psikolog Anak menandaskan perilaku menyimpang atau mental illness yang mendera anak dan remaja akibat siaran-siaran atau apps saat ini yang apabila tidak diwaspadai oleh semua pihak akan berakibat buruk bagi masa depannya. Tidak hanya pornografi, LGBT, atau isyu radikalisme menyimpang sampai konten-konten kekerasan berdampak cyberbully juga harus dipantau bersama semua orang tua.
"Orang tua harus jadi panutan utama dan pertama. Contoh yang baik tidak hanya dari tontonan/siaran tapi juga perilaku orang dewasa itu sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak," jelas Kak Imad sumringah.
Tentu saja makin asyik acara di pandu oleh moderator kekinian dan sahabat anak,
Ir. Fachrul Muchsen yang kerap disapa kak AruL dari Sahabat Anak Indonesia membuat hampir 3jam webinar berlangsung lugas dan capai titik temu walau memang harus dilanjutkan dengan webinar atau FGD lainnya.
"Ini adalah rangkaian songsong Anugerah KPI untuk mendorong konten/siaran ramah anak di televisi dan radio," tutup Mimah Susanti humble.
Webinar tidak hanya diikuti oleh stakeholder Komisi Penyiaran Indonesia dari TVRI sampai TV Swasta nasional tapi juga KPID bersama Guru Paud, Kepsek dan warga SAI.