Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Graha Elnusa, Jakarta Selatan. Elnusa melakukan transformasi untuk menyokong kedaulatan energi. (FOTO/KABARINDO.COM)
Oleh : Buchori
KABARINDO, JAKARTA -- Fluktuasi harga minyak, pergeseran menuju energi terbarukan, serta tuntutan keberlanjutan lingkungan menciptakan tantangan yang kompleks bagi para pelaku industri, termasuk perusahaan jasa migas.
Tantangan yang dihadapi industri migas dalam kurun lima tahun terakhir cukup kompleks. Pertama, volatilitas harga minyak mentah menjadi faktor krusial. Harga yang tidak stabil memengaruhi keputusan investasi hulu dan hilir, yang pada gilirannya berdampak langsung pada permintaan layanan jasa migas. Kedua, transisi energi. Semakin banyak negara dan perusahaan energi yang berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih. Meskipun transisi ini tidak akan terjadi dalam semalam, tren ini menuntut perusahaan migas termasuk perusahaan penunjang migas untuk melakukan diversifikasi dan menyesuaikan model bisnis mereka.
Ketiga, tekanan pada efisiensi. Dengan margin yang semakin ketat, perusahaan migas menuntut penyedia jasa untuk menawarkan solusi yang lebih efisien, hemat biaya, dan berteknologi tinggi.
Menurut Direktur Reforminer Institute Komaidi Notonegoro beberapa waktu lalu, industri migas nasional masih memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomu nasional. Salah satu bukti nyata yakni, industri ini mampu mendongkran indeks multiplier effect ke industru lain dengan indeks semula 4,98 naik menjadi 6,56.
Di tengah lanskap yang dinamis itu, PT Elnusa, Tbk. (Elnusa), sebagai salah satu perusahaan jasa penunjang migas, berupaya memetakan jalannya untuk tetap relevan dan berkelanjutan.
Menyadari tantangan tersebut, Elnusa tidak tinggal diam. Perusahaan ini telah mengambil langkah-langkah strategis untuk melakukan inovasi dan transformasi guna memastikan prospek masa depan yang positif.
Elnusa secara aktif memperluas portofolio layanannya di luar jasa migas tradisional. Perusahaan ini mulai merambah ke sektor-sektor non-migas, seperti jasa engineering, pengadaan, dan konstruksi (EPC) untuk industri lain. Selain itu, Elnusa juga mengoptimalkan layanannya di sektor hilir, seperti jasa penyimpanan dan transportasi bahan bakar minyak (BBM), serta pengelolaan depo. Diversifikasi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada sektor hulu migas, tetapi juga membuka sumber pendapatan baru yang lebih stabil.
Elnusa juga terus berinvestasi dalam teknologi dan peningkatan kapasitas operasional. Dalam jasa seismik, misalnya, perusahaan ini berupaya menggunakan teknologi terkini untuk akuisisi data yang lebih cepat dan akurat, yang krusial untuk kegiatan eksplorasi. Di sektor pengeboran, inovasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan. Elnusa juga mengadopsi digitalisasi dalam operasionalnya, mulai dari pemantauan aset secara real-time hingga analisis data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Elnusa pun mulai menunjukkan komitmennya pada keberlanjutan. Perusahaan ini menjajaki peluang di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), seperti potensi jasa pendukung untuk proyek energi surya atau panas bumi. Komitmen ini tidak hanya sejalan dengan tren global, tetapi juga membuka jalan bagi Elnusa untuk menjadi pemain yang relevan dalam lanskap energi masa depan.
Pada 19 Agustus 2025 lalu, di Cilegon, Banten, Direktur Utama PT Elnusa Tbk, Bahtiar Soeria Atmadja menegaskan pentingnya inovasi bagi kemandirian bangsa. Karenanya, Elnusa sebagai entitas PT Pertamina (Persero) berkolaborasi PT Pindad meluncurkan teknologi ultrasonik inspeksi pipa migas pertama di Indonesia. Teknologi yang diberi nama ILI UT (In-Line Inspection Intelligence Pigging Ultrasonic Tool) ini merupakan perangkat intelligent pigging dengan teknologi ultrasonik untuk melakukan inspeksi internal pipa migas secara presisi.
“Ini menjadi tonggak penting dalam kemandirian teknologi migas Indonesia. Inovasi ini mendukung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), memperkuat ketahanan energi nasional, serta menunjukkan kolaborasi strategis antara industri, pemerintah, dan anak bangsa. Melalui inovasi ini, Pertamina Group berkomitmen terus mengembangkan teknologi dalam negeri demi menuju kemandirian energi dan meningkatkan kepercayaan global pada kemampuan rekayasa Indonesia,”papar pria yang kini purnatugas dari Elnusa sejak 26 Agustus 2025 itu.
Peluncuran ILI UT sendiri menjadi tonggak sejarah karena merupakan produk pertama di Indonesia yang sepenuhnya dirancang dan direalisasikan melalui sinergi BUMN di sektor energi dan pertahanan. Kehadirannya sekaligus mengurangi ketergantungan pada teknologi impor. Teknologi ini mengusung sensor ultrasonik canggih yang mampu mendeteksi cacat internal dan eksternal.
"Peluncuran ini adalah bukti nyata kolaborasi yang berhasil diwujudkan, bukan sekadar wacana,"imbuh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, lanjut dia, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Semakin Optimistis Disokong Kinerja Positif
Meskipun tantangan industri migas tidak ringan, Elnusa terlihat optimistis berkat strategi inovasi dan transformasi yang dijalankan. Dengan diversifikasi bisnis, adopsi teknologi, dan komitmen terhadap keberlanjutan, Elnusa menempatkan dirinya sebagai perusahaan jasa energi yang tangguh dan adaptif. Keberlanjutan industri migas di Indonesia, yang masih menjadi tulang punggung perekonomian, akan terus membutuhkan peran perusahaan jasa pendukung migas yang kompeten.
Dengan kapabilitas dan rekam jejak yang solid, Elnusa memiliki posisi yang kuat untuk terus menjadi mitra strategis bagi para operator migas di dalam dan luar negeri. Sebagai sebuah entitas bisnis, perjalanan Elnusa dalam kancah industri penunjang migas di Indonesia kerap diibaratkan sebagai kisah "raksasa yang sedang tidur."
Julukan ini bukanlah tanpa alasan. Dengan rekam jejak panjang dan portofolio layanan yang lengkap, Elnusa memiliki potensi dan kapabilitas yang masif, namun terkadang pergerakannya terasa belum sepenuhnya menggetarkan industri. Mengungkap perjuangan Elnusa berarti menelusuri bagaimana perusahaan ini berupaya membangunkan potensi tersembunyi tersebut di tengah tantangan zaman yang kian dinamis.
Elnusa pun terus berikhtiar untuk menjadi pemain yang lincah dan inovatif.
Perjuangan ini terlihat dari beberapa inisiatif strategis yang dilakukan. Termasuk berpartisipasi dalam penyediaan ekosistem kendaraan listrik. Elnusa menjadi entitas pertama di lingkungan Subholding Upstream Pertamina yang menjalin kolaborasi dengan PT PLN (Persero) dalam pengembangan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. Kolaborasi ini bukan hanya menjadi langkah awal yang strategis dalam mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik nasional, tetapi juga memperkuat posisi Elnusa sebagai perusahaan jasa energi yang adaptif terhadap dinamika industri dan tuntutan dekarbonisasi.
Elnusa kini tidak lagi hanya mengandalkan layanan jasa hulu migas seperti survei seismik dan pengeboran. Mereka mulai merambah ke sektor-sektor non-migas dan jasa hilir. Elnusa juga melakukan transformasi teknologi dan digitalisasi. Di era modern ini, keunggulan kompetitif tidak lagi hanya soal ukuran, tetapi juga kecerdasan. Elnusa berinvestasi pada teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas data. Penerapan solusi digital untuk pemantauan aset dan optimalisasi proses menjadi bukti bahwa raksasa ini sedang "beralih mode" dari kekuatan fisik ke kekuatan otak.
Perusahaan ini mulai melihat ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT), menjajaki peluang untuk memanfaatkan keahliannya di bidang jasa energi. Salah satu bukti keseriusan Elnusa dalam ekosistem EBT yakni menghadirkan inovasi terkini Perangkat 3D Surface-Borehole Tomography Induced Polarization & Resistivity dan Magnetotelluric. Teknologi mutakhir ini dirancang untuk menunjang eksplorasi serta pengembangan energi terbarukan, khususnya di sektor geothermal, yang sedang berkembang pesat di Indonesia.
Perangkat ini menawarkan kemampuan pencitraan struktur bawah permukaan yang kompleks dan sangat relevan untuk kebutuhan industri energi modern. Dengan hadirnya perangkat ini, Elnusa berupaya menjawab kebutuhan eksplorasi lapangan geotermal yang mencakup pencitraan struktur kompleks di bawah sub vulkanik.
Analisis reservoir geotermal, hingga monitoring fluida dalam program Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Teknologi ini diyakini akan memberikan dampak positif dalam pengembangan energi ramah lingkungan.
Beragam ikhtiar melalui inovasi dan transformasi yang dilakukan Elnusa dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil cemerlang. Kinerja ciamik itu tentu bisa dijadikan modal untuk menopang kinerja di masa depan. Kinerja keuangan yang apik membuat Elnusa semakin optimistia menyongsong masa depan. Dikutip dari keterangan resmi, anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina, mencatat pertumbuhan pendapatan pada Semester I 2025 sebesar Rp6,9 triliun, tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi sinyal positif atas solidnya kinerja Elnusa di tengah tantangan industri migas dan dinamika makroekonomi global yang masih berlangsung.
Pertumbuhan ini ditopang oleh kontribusi yang kuat dari seluruh lini bisnis, dengan segmen Penjualan Barang dan Jasa Distribusi & Logistik Energi menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yaitu 56% dari total revenue. Kontribusi signifikan ini berasal dari peningkatan bisnis trading Bahan Bakar Minyak (BBM) industri dan jasa transportasi BBM.
Sementara itu, segmen Jasa Hulu Migas Terintegrasi berkontribusi 33% dengan mempertahankan kinerja melalui layanan teknis dan proyek-proyek strategis. Segmen Jasa Penunjang Migas berkontribusi sebesar 11%, ditopang oleh kinerja positif dari lini bisnis fabrikasi, marine support, hingga warehouse & data management.
Di sisi lain, EBITDA perusahaan tercatat sebesar Rp742 miliar, sedangkan laba bersih (net profit) mencapai Rp336 miliar. Kinerja operasional Elnusa pada Semester I 2025 mencerminkan kapabilitas yang terus berkembang. Di segmen jasa hulu migas terintegrasi, Elnusa mencatat pencapaian penting melalui survei seismik 3D seluas 564,85 km² dan 2D 13,14 km, serta penyelesaian 551 pekerjaan wireline dan 7.401 aktivitas well testing. Layanan lainnya juga menunjukkan performa optimal, seperti pengoperasian Modular Rig pada 5 sumur, serta penggunaan Hidraulic Workover Unit (HWU) pada 81 sumur.
Di bidang jasa penunjang migas, unit marine support membukukan 21 proyek aktif dengan tingkat utilisasi aset sebesar 80% tanpa insiden kecelakaan kerja, sementara warehouse & data management mencapai utilisasi aset 95% serta keberhasilan re-sertifikasi ISO 27001:2022 dan ISO 20000-1:2018. Segmen Penjualan Barang dan Jasa Distribusi & Logistik Energi pun berkontribusi kuat, antara lain melalui pengangkutan BBM sebesar 11,85 juta KL, pengelolaan depot BBM dan LPG, serta distribusi BBM industri, pelumas, dan bahan kimia. Keseluruhan pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa Elnusa mampu menjaga kesinambungan operasional secara optimal di tengah tantangan industri yang dinamis.
Memasuki paruh kedua tahun 2025, Elnusa memantapkan langkah dengan menetapkan beberapa program strategis sebagai landasan penguatan kinerja hingga akhir tahun. Diantaranya, aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment) menjadi prioritas utama dalam setiap lini operasional. Keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi merupakan budaya yang terus diperkuat demi menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif. Elnusa juga terus mengoptimalkan efisiensi biaya, memperluas sinergi antar entitas dalam Grup Elnusa, mendorong investasi tepat guna, serta meningkatkan kompetensi SDM melalui pengembangan berkelanjutan dan penerapan teknologi yang terjangkau dan relevan.
Untuk memperlincah gerak Elnusa, pemegang saham pun melakukan penyegaran manajemen. Elnusa kini dinahkodai Litta Indriya Ariesca, Srikandi Pertamina yang memiliki pengalaman panjang di industri migas.
Dengan strategi yang adaptif dan berorientasi keberlanjutan ini, Elnusa meyakini bahwa setiap langkah yang diambil akan berkontribusi langsung terhadap penguatan industri migas nasional dan mendukung pencapaian Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam upaya mewujudkan swasembada energi bagi Indonesia.