KABARINDO, JAKARTA -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendorong negara-negara muslim memutuskan hubungannya dengan Israel. Dia juga meminta negara-negara ini berhenti menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Dia menilai, penghentian pertempuran berada di luar kendali mereka.
“Beberapa posisi dan pernyataan pejabat negara-negara Islam salah karena mereka berbicara tentang isu-isu seperti gencatan senjata di Gaza, yang berada di luar kendali mereka dan berada di tangan musuh jahat Zionis,” kata Khamenei, Selasa (23/1/2024), dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).
Dia menambahkan, para pejabat negara-negara Islam seharusnya bertindak atas isu-isu yang berada dalam kendali mereka. “Masalah yang ada di tangan mereka adalah memutus jalur vital menuju rezim Zionis. Negara-negara Islam harus memutuskan hubungan politik dan ekonomi mereka dengan rezim Zionis dan tidak membantu rezim ini,” ujar Khamenei.
Ini menandai keempat kalinya Khamenei menyerukan negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan dengan Israel sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas yang berbasis di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Israel memang memiliki hubungan resmi dengan beberapa negara Muslim, antara lain Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Normalisasi diplomatik dengan empat negara terakhir tercapai pada 2020 berkat mediasi Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump.
Sementara itu, Pemerintah AS mengatakan, mereka masih terus berusaha mendorong normalisasi diplomatik antara Arab Saudi dan Israel. Hal itu disampaikan ketika Saudi sudah menyatakan bahwa normalisasi tidak akan bisa dicapai tanpa kemerdekaan Palestina.
"Kami sedang mengerjakannya normalisasi Saudi-Israel dengan sangat keras sebelum serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Kami masih mengerjakannya dengan keras. Dan kami mendapat tanggapan positif dari mitra-mitra di kawasan ini, termasuk Arab Saudi," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada awak media di Gedung Putih, Senin (22/1/2024), dikutip Anadolu Agency.
“Hal ini dapat membuka peluang tambahan untuk mencoba mencapai konstruksi dua negara yang masuk akal,” tambah Kirby. Dalam wawancara dengan CNN pada Minggu lalu, Red dari berbagai sumber