KABARINDO, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan akan merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan lainnya di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah. Serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok-kelompok pro-Iran.
"Kita mengalami hari yang berat tadi malam di Timur Tengah. Kita kehilangan tiga jiwa pemberani," kata Presiden AS Joe Biden pada acara makan siang di Brookland Baptist Banquet Center. "Kami akan merespons," katanya setelah mengheningkan cipta sejenak bagi ketiga tentara AS yang tewas.
Komando Pusat AS membenarkan bahwa tiga anggota militer tewas dan sedikitnya 34 lainnya terluka dalam serangan drone tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa jumlah korban cedera akan berfluktuasi karena anggota-anggota militer terus mendapatkan perawatan lanjutan.
Delapan dari korban luka-luka perlu dievakuasi keluar dari Yordania untuk menerima perawatan medis tambahan, tetapi mereka dalam kondisi stabil. Komando tersebut mengidentifikasi lokasi serangan itu sebagai fasilitas di timur laut Yordania yang dikenal sebagai Menara 22 Jaringan Pertahanan Yordania dan sekitar 350 tentara ditempatkan di sana.
Para pejabat Yordania sebelumnya mengatakan serangan itu bukan terjadi di wilayah mereka, tetapi di kawasan perbatasan Suriah yang berada di luar kendali pemerintah Assad. Berbagai laporan mengatakan bahwa Menara 22 berfungsi sebagai pusat logistik bagi Garnisun Al Tanf, yang terletak di seberang perbatasan Suriah.
Para korban tewas menjadi korban pertama di tengah serangan berbulan-bulan oleh kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah, yang meletus setelah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Departemen Pertahanan AS menolak memberikan lokasi pasti serangan pada Minggu itu, tetapi mengatakan bahwa "informasi tambahan akan diberikan segera setelah informasi tersebut tersedia."
Beberapa laporan yang mengutip sumber anonim mengatakan bahwa serangan itu menghantam instalasi militer bernama Menara 22 di Yordania di seberang perbatasan Garnisun Al Tanf di Suriah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, dia dan Biden tidak akan "menoleransi serangan terhadap pasukan Amerika, dan kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS, pasukan kami, dan kepentingan kami." Biden pun telah berjanji untuk meminta pertanggungjawaban semua pihak. Red dari berbagai sumber