Arumi Bachsin Seimbangkan Peran Sebagai Istri, Ibu dan Figur Publik
Surabaya, Kabarindo- Kesibukan yang dijalani Arumi Bachsin membuatnya harus menyeimbangkan peran dan tugas sebagai istri, ibu maupun figur publik.
“Ya, saya harus pintar membagi waktu,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam talkshow pada event BeautyFest Asia Surabaya 2024 yang berlangsung di Grand City Convention and Exhibition, Surabaya, mulai Jumat-Minggu, 1-3 November 2024, dengan mengusung tema SHEROES.
Arumi Bachsin adalah mantan artis terkenal yang juga istri Emil Dardak, Wagub Jatim periode 2019-2024 dan kini bersama Khofifah Indar Parawansa menjadi paslon wagub dan gubernur Jatim untuk periode 2024-2029.
Ia menuturkan saat ini tetap sibuk mendukung dan mendampingi Emil yang juga sibuk mempersiapkan diri untuk Pilkada Jatim yang akan berlangsung akhir November 2024.
“Dulu sibuk mendampingi suami waktu jadi Wagub Jatim. Sekarang tetap sibuk juga mensupport dan mendampingi suami menjelang Pilkada Jatim. Kesibukan lain sebagai ibu rumah tangga dengan anak-anak yang mulai besar,” tutur perempuan cantik berkulit putih ini.
Menurut Arumi, jika semua dijalani dengan Ikhlas serta pintar menyeimbangkan peran dan tugas sebagai istri, ibu dan figur publik, maka semua akan berjalan lancar dan baik-baik saja.
Ia mengatakan, peran dan tugasnya sebagai ibu lebih besar, karena Emil lebih disibukkan urusan politik. Emil saat ini fokus untuk Pilkada Jatim dan sebagai istri, ia tentunya memberikan support sepenuhnya.
Kesibukkan Arumi lainnya adalah berkecimpung di komunitas yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan kesehatan dengan menggandeng komunitas-komunitas lain. Misalnya membantu anak-anak jalanan agar bisa bersekolah, mengadakan kegiatan bagi sembako.
Arumi menambahkan, komunitasnya memiliki program yang responsif gender, yang mengupayakan agar tersedia lebih banyak lapangan pekerjaan bagi perempuan, terutama bagi single parent.
“Kami ingin lebih memberdayakan perempuan, seperti perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, harus menafkahi anak-anak sendiri,” ujarnya.
Arumi menyinggung masih adanya tantangan dan hambatan kultur terhadap perempuan di pedesaan, sehingga gerak dan langkah mereka menghadapi batasan-batasan. Untuk itu, harus dilakukan upaya untuk membuka akses yang lebih luas ke pendidikan, kesehatan dan pekerjaan yang layak.
“Ini butuh dukungan dari keluarga, lingkungan maupun banyak pihak terkait lainnya,” ujarnya.
Arumi menekankan, kaum laki-laki tak perlu takut bersaing dengan kaum perempuan yang memiliki kepandaian, kemampuan dan kesempatan yang sama. Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga. Suami istri saling melengkapi dan bekerja sama dalam mengurus rumah tangga maupun mengasuh dan mendidik anak-anak.
Arumi juga mendorong perempuan agar bisa memanfaatkan peluang untuk lebih berdaya bagi diri mereka sendiri maupun keluarga dan lingkungan.
“Perempuan era sekarang harus berdaya. Jangan ragu untuk memanfaatkan peluang positif yang ada,” ujarnya.