Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Internasional > Alasan Indonesia Tolak Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua Resmi Asean

Alasan Indonesia Tolak Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua Resmi Asean

Internasional | Selasa, 5 April 2022 | 22:27 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
Alasan Indonesia Tolak Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua Resmi Asean

KABARINDO, PETALING JAYA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kedua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut sang menteri, Bahasa Indonesia adalah pilihan yang lebih baik untuk digunakan sebagai bahasa utama Asean karena merupakan bahasa yang paling banyak digunakan di Asia Tenggara, dengan penggunaan yang tersebar di lebih dari 47 negara.

Nadiem melontarkan usulan tersebut sekaligus menolak usulan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Malaysia sebagai bahasa resmi kedua Asean.

Ia menambahkan, Bahasa Indonesia banyak diajarkan di banyak kampus universitas, antara lain di Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara Asia.

“Dengan segala kelebihan bahasa Indonesia, dari segi sejarah dan kebahasaan, serta karena sudah diakui dunia internasional, saya kira lebih tepat bahasa Indonesia menjadi yang terdepan dan sebagai media komunikasi pertemuan resmi ASEAN," katanya.

Nadiem juga dikutip mengatakan bahwa kementeriannya ditugaskan untuk memperluas, mempromosikan, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia, serta meningkatkan fungsinya sebagai bahasa internasional.

Namun, dia mengatakan karena ada niat Malaysia untuk mengangkat bahasa Melayu di tingkat Asean, maka usulan itu harus dipelajari dan dibahas secara detail.

“Sebagai Mendikbud [Indonesia] saya menolak usulan itu, tapi karena ada niat tetangga kita untuk menjadikan bahasa Malaysia sebagai salah satu bahasa resmi, tentu perlu dikaji dan diperdebatkan lebih lanjut,” katanya, Senin (4/4).

Pada 23 Maret, Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan Malaysia akan berdiskusi dengan para pemimpin regional tentang menjadikan Bahasa Malaysia sebagai bahasa resmi kedua Asean dalam upaya mengangkat bahasa ibu di tingkat internasional.

Ismail juga mengatakan bahwa Bahasa Malaysia akan digunakan pada acara resmi pemerintah di luar negeri hanya jika bahasa Inggris bukan bahasa nasional negara tuan rumah.

Baru-baru ini, selama kunjungan resminya ke Indonesia, ia telah memberitahu rekannya, Presiden Indonesia Joko Widodo, tentang niatnya untuk mengangkat bahasa Melayu dan menjadikannya bahasa resmi Asean.

***(Sumber: The Star/The Straits Times; Foto: The ASEAN Post)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER