KABARINDO, TOKYO – Tokyo Electric Power Company (Tepco), operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang, yang lumpuh, hari Selasa (21/12) menguraikan rencananya untuk membuang lebih dari satu juta ton air dari Fukushima, yang telah melalui pengolahan dan pengenceran, dari titik sekitar 1 km lepas pantai dari pembangkit listrik.
Rencana rinci itu telah diserahkan kepada otoritas regulasi nuklir untuk disetujui, Selasa (21/12), kata pejabat perusahaan Junichi Matsumoto kepada wartawan.
Tepco bermaksud membangun terowongan bawah air untuk melepaskan air dari pembangkit ke laut sebagai bagian dari proyek untuk merawat dan membuang air yang terkontaminasi.
Pompa akan memindahkan air yang diolah dari tangki ke pantai melalui terowongan dasar laut itu, lalu melepaskannya pada kedalaman 12m, dan sekitar 1 km dari tepi laut, kata perusahaan itu.
Negara Tetangga Khawatir
Satu dekade telah berlalu sejak gempa bumi besar dan tsunami melanda pantai timur laut dan melumpuhkan pembangkit listrik nuklir di Jepang itu. Bencana alam itu menyebabkan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl. Kini, hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi terkumpul di lokasi tersebut.
Air tersebut, yang cukup untuk mengisi sekitar 500 kolam renang ukuran Olimpiade, disimpan dalam tangki besar dengan biaya tahunan sekitar 100 miliar yen (Rp12.5 triliun), dan ruangnya semakin menipis.
Meskipun otoritas internasional mendukung upaya pembuangan air, hal itu telah memicu kekhawatiran dari negara tetangga China dan Korea Selatan dan membuat khawatir para petani dan nelayan setempat.
Matsumoto mengatakan perusahaan akan terus membahas masalah ini dengan penduduk dan pihak lain sebelum konstruksi, yang akan dimulai pada pertengahan tahun depan.
Air harus diproses untuk menghilangkan kontaminasi radioaktif, kecuali tritium, yang tidak dapat dihilangkan.
Air dengan isotop radioaktif yang diencerkan menjadi sepertujuh dari angka yang ditetapkan oleh pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk air minum itu akan dilepaskan ke Pasifik dari pabrik pengelola sekitar musim semi 2023, sesuai rencana pemerintah.
Pembangkit nuklir di seluruh dunia secara rutin melepaskan air yang mengandung tritium, yang dianggap sebagai produk sampingan yang paling tidak beracun dari tenaga atom. ***(Sumber dan foto: Reuters, Mainichi)