KABARINDO, BANDUNG - Tiga aktivitas gempa bumi megathrust tercatat terjadi di Jawa Barat sepanjang bulan April 2023. Aktivitas tersebut setidaknya mengurangi energi tersimpan dari potensi gempa bumi laut Selatan Jawa yang diperkirakan dapat menimbulkan tsunami.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, BMKG, Stasiun Geofisika Bandung mencatat 91 kali gempa bumi telah mengguncang wilayah Jawa Barat dan sekitarnya selama bulan April 2023.
Dari peta distribusi episenter gempa bumi periode bulan April 2023, terlihat 49 kejadian gempa bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa, sebagai akibat dari aktivitas sesar aktif dasar laut. Sedangkan tiga kejadian gempa bumi lainnya juga terjadi di laut, namun diakibatkan oleh adanya subduksi.
"Gempa subduksi ini pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," jelas dia.
Sedangkan 24 gempabumi terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal dan 15 gempabumi lainnya terjadi juga di darat namun diakibatkan adanya aktivitas dalam lempeng tektonik Indo-Australia.
Kejadian gempa bumi terjadi dengan kedalaman yang bervariasi pada rentang 3 hingga 632 Km. Sedangkan untuk magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 6.6 dan Magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1.5.
Sepanjang periode bulan April 2023 terdapat enam kali gempa bumi yang dirasakan. Kejadian gempabumi dirasakan salah satunya terjadi pada tanggal 14 April 2023 pukul 16.55 WIB, yang berpusat 6.31 Lintang Selatan dan 111.96 Bujur Timur pada kedalaman 643 Km.
Gempa berkekuatan M6.6 tersebut dirasakan di wilayah di Kuta V MMI, Karangkates, Trenggalek dan Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram IV MMI, Malang, Surabaya III-IV MMI, Lombok barat, Lombok timur, Lombok tengah, Lombok utara, Sumbawa, Dompu, Bima Dirasakan III MMI, Denpasar, Madiun, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malingping, Labuan dan Tabanan III MMI, Ponorogo, Magetan II- III MMI, Magelang, Bantul, Yogya, Gunungkidul, Purworejo, pacitan, Wonogiri, Purwokerto, Lembang, Wonosobo, Klaten, Solo dan Purbalingga II MMI.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
"BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta menghindari bangunan-bangunan retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa, " kata dia.