KABARINDO, HALMAHERA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi 50 kali gempa susulan pasca dua gempa M5,2 dan M5,5 di Halmahera Utara, Maluku Utara.
Dilaporkan pagi ini, pukul 04.27.51 WIB wilayah Halmahera Utara diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo awal M5,2 dan parameter update dengan M5,3.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1.53° LU; 127.87° BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah Barat Laut Halmahera Utara, Maluku Utara pada kedalaman 10 km. Selanjutnya diikuti oleh gempabumi susulan pada pukul 04.59.07 WIB dengan M5,5 pada kedalaman 10 km.
“Kedua gempa bumi ini merupakan rangkaian dari gempabumi M5,2 tanggal 08 Januari 2022. Hingga hari Senin, 10 Januari 2022 pukul 05.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 50 (Lima Puluh) aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,5,” ungkap Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan resmi, Senin (10/1/2022).
Bambang menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Tobelo barat dan Halmahera Barat IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), di daerah Ternate, Tobelo, Wasile dan Halmahera Timur III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu ). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.