KABARINDO, JAKARTA - Kebutuhan obat setiap negara tidak bisa ditepis. Untuk memenuhi kebutuhan industri obat di Indonesia, ternyata masih banyak bahan baku obat yang digunakan merupakan hasil dari impor.
Erick Thohir, Menteri BUMN RI dalam acara Groundbreaking Rumah Sakit Internasional Bali melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (27/12/2021) menjelaskan bahwa impor bahan baku obat di Indonesia hamper 95%. Hal tersebut justru lebih tinggi dari data perkiraan sebelumnya sebesar 90%.
“Impor dari pada bahan baku itu sendiri yang hari ini masih 95%, waktu itu 90%, ternyata dilihat pak 95% sekarang,” tuturnya.
Kendati demikian Erick Thohir sudah menyiapkan beberapa strategi yang ia percaya mampu menekan impor bahan baku obat sebanyak 20%. Dari 95% bahan baku impor akan turun menjadi 75% dalam 4 tahun kedepan.
Strategi pertama, mendorong Indofarma agar fokus dalam mengembangkan industri obat herbal. Menurutnya, obat-obatan herbal bisa menekan kebutuhan obat konvensional yang sejauh ini banyak menggunakan bahan baku impor.
Ia juga menganggap bahwa tanah air banyak memiliki hasil alam yang bisa dimamfaatkan jika mampu mengolahnya dengan baik. Dengan ini nantinya kebutuhan obat akan terpenuhi dan bisa mengurangi jumlah ekspor bahan baku obat konvensional.
“Nah industri herbal kita mempunyai kekuatan, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu Indofarma kita akan fokus ke industri herbal dari pada keobatan,” jelasnya.
Strategi kedua, mendorong Kimia Farma untuk fokus memproduksi obat generik atau obat yang terjangkau untuk masyarakat kalangan menengah bawah. Pengembangan obat generik juga akan diiringi dengan pengembangan industri petrokimia oleh Pertamina.
“Pertamina yang sekarang lagi bangun juga turunannya untuk bahan baku obat. Salah satunya paracetamol, yang kalau tidak salah 3.800 ton per tahun nanti bisa produksi sendiri,” tuturnya.
Sumber: Detik.com
Foto: Youtube Channel Satpres, Detik.com