Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hukum & Politik > The Body Shop Indonesia; Luncurkan White Musk & Buku Saat Tiara dalam Bahaya

The Body Shop Indonesia; Luncurkan White Musk & Buku Saat Tiara dalam Bahaya

Hukum & Politik | Kamis, 8 Juli 2021 | 17:43 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
The Body Shop Indonesia; Luncurkan White Musk & Buku Saat Tiara dalam Bahaya

The Body Shop Indonesia; Luncurkan White Musk & Buku Saat Tiara dalam Bahaya

Dukung kampanye No! Go! Tell! sebagai mekanisme perlindungan diri korban kekerasan seksual

Surabaya, Kabarindo- The Body Shop Indonesia menawarkan rangkaian produk White Musk dan siap meluncurkan buku dongeng berjudul “Saat Tiara dalam Bahaya” pada medio Juli ini.

Ratu Ommaya, Head of Values, Community & Public Relations The Body Shop Indonesia, mengatakan dengan membeli produk White Musk Eau de Toilette dan Gift White Musk Topper, berarti sudah berkontribusi dalam mendukung kampanye No! Go! Tell! (Katakan Tidak, Jauhi, Laporkan!). The Body Shop akan mendonasikan Rp.5.000 dari setiap produk yang terjual ke Yayasan Pulih untuk program pencegahan (prevention) dan pemulihan (recovery) korban kekerasan seksual.

Maya menjelaskan, White Musk Range memiliki aroma musk berpadu dengan wangi floral yang mampu memberikan sensasi wangi yang menyegarkan, lembut dan sensual. White Musk Range digunakan sebagai product ambassador kampanye No! Go! Tell!.

“White Musk Range sejak dulu dikenal sebagai produk yang membawa misi power in the bottle, menjadi spirit power bagi setiap orang untuk melakukan perubahan baik bagi sekitarnya,” ujarnya pada Kamis (8/7/2021).

Dalam mendukung edukasi pencegahan kekerasan seksual bagi anak, The Body Shop Indonesia juga akan meluncurkan buku dongeng berjudul “Saat Tiara dalam Bahaya” pada medio bulan ini yang dapat diakses melalui www.tbsfightforsisterhood.co.id.

Maya memaparkan, buku dongeng tersebut dapat digunakan untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak selama menghadapi masa pandemi serta dapat membangun interaksi dalam mengisi aktivitas di rumah. Buku ini ditulis oleh Watiek Ideo dan Zahara Keisha, yang merupakan ibu dan anak, dibantu oleh Alnurul Gheulia sebagai ilustrator serta Laura Lesmana Wijaya sebagai konsultan bahasa isyarat.

Buku tersebut ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami dengan gambar-gambar menarik yang menceritakan tentang sosok Tiara, penderita tunarungu yang sehari-hari menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi. Pada suatu hari saat bermain, Tiara diganggu oleh orang tidak dikenal. Temannya Sita dan Bima menolong Tiara dari bahaya.

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, mengatakan dampak kekerasan berbasis gender, salah satunya kekerasan seksual, dapat berakibat fatal terhadap tumbuh kembang anak dan kaum muda, terutama perempuan. Plan Indonesia berkomitmen untuk memberikan ruang aman, perlindungan dan kebijakan yang mendorong kesetaraan bagi anak perempuan, salah satunya dengan kolaborasi lintas sektor.

“Dengan begitu, kami berharap dapat berkontribusi terhadap pengurangan angka kekerasan berbasis gender di Indonesia. Melalui kampanye Katakan Tidak, Jauhi, Laporkan!, Plan Indonesia berkolaborasi dengan The Body Shop Indonesia untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar, tentang pentingnya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan,” terangnya.

Wawan Suwandi, Public Relations Yayasan Pulih, menambahkan pihaknya membuka layanan konsultasi psikologi bagi korban dan penyintas kekerasan seksual. Juga akan menjalankan program psikoedukasi, kelas dukungan bagi penyintas dan penguatan kapasitas kelembagaan.

Lily Yulianti Farid, Founder & Director Makassar International Writers Festival, mengatakan pihaknya telah membuat video berdasarkan dua kisah nyata. Yaitu kisah Kartika Jahja, seorang penyanyi, penyintas dan aktivis yang lantang menyuarakan penghapusan kekerasan seksual, serta Daya (9 tahun), anak perempuan yang telah mendapatkan bekal No! Go! Tell! di keluarganya dan telah mempraktikkannya di lingkungan tempat tinggalnya, saat ia berada dalam situasi rawan kekerasan.

Kartika menuturkan, dirinya hanya satu dari jutaan penyintas di seluruh negeri. Ia menekankan, bahaya kekerasan seksual bisa menimpa siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Bahkan akhir-akhir ini korbannya adalah anak-anak. Ia melihat, terlalu banyak orang yang mengalami kekerasan seksual, namun terlalu sedikit yang mendapatkan keadilan.

Menurut Kartika, kampanye No! Go! Tell! penting untuk terus digaungkan, karena mekanismenya dapat menjadi salah satu perlindungan diri bagi semua orang, khususnya anak-anak untuk melawan kemungkinan bahaya kekerasan seksual.

“Marilah kita terus mengusahakan yang terbaik dalam menciptakan rasa aman, khususnya bagi anak-anak yang perlu dilindungi,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER