Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Iptek > Indonesia House Project; Di Gagas Indonesia BISA & Sahabat Yatim Indonesia

Indonesia House Project; Di Gagas Indonesia BISA & Sahabat Yatim Indonesia

Iptek | Selasa, 8 Mei 2018 | 06:10 WIB
Editor : ARUL Muchsen

BAGIKAN :
Indonesia House Project; Di Gagas Indonesia BISA & Sahabat Yatim Indonesia

CausewayBay, Hong Kong, Kabarindo- Tak pelak selalu kangen untuk terus me-dokumentasikan prestasi dan geliat aktivitas para Pekerja Migran Indonesia disingkat PMI.

PMI yang dulunya disapa BMI selalu semangat sambut akhir pekan, Minggu dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mulai dari taklim ilmu, ceramah firman Tuhan, workshop pemanfaatan limbah bungkus plastik menjadi busana sampai menikmati makanan khas nusantara dari rujak, pecel, nasi uduk dan tumpeng sampai kegiatan kesenian dan olahraga.

"Kami akan buat film lagi atau mendukung proses produksi film DocuDrama atau fiksi dari PMI yang harus menginspirasi Indonesia dan dunia, " celetuk AruL selaku penggagas Indonesia BISA- Be Indonesian Smart & Active yang kali ini digandeng Sahabat Yatim Indonesia-SAYATI untuk mewujudkan 'Indonesia House Project'.

Apa itu ?

Yah, ini project jangka panjang dan memang akan menjadi sinergi bersama mewujudkan mimpi akan property bersama untuk shelter, tempat berkesenian dan berolahraga sampai hall untuk belajar & beraktivitas tanpa biaya yang mahal dan dikelola oleh para PMI dan semua komunitas.

"SAYATI mendukung Indonesia BISA mewujudkan 'Indonesia House Project', artinya sudah saatnya keberpihakan kepada masa depan PMI agar mandiri, cerdas menjadi PMI Purna dan membantu pihak KJRI dalam pembinaan," jelas Ikhsan SEI, MM selaku Direktur Sahabat Yatim Indonesia yang saat ini sudah ada di Tangerang-Bogor-Bekasi-Balikpapan-Samarinda-Surabaya.

Lanjut dijelaskan bahwa ia akan sambangi KJRI dan Ust. H. Muhaimin sebagai tokoh dakwah untuk PMI di Hong Kong dan ingin menggandeng bersama pihak lainnya agar Indonesia BISA punya properti sendiri dan ada usulan PMI harus punya AMBULANCE sendiri yang dikelola oleh organisasi atau komunitas untuk menjemput PMI yang sakit, meninggal atau mengalami kecelakaan.

Salah seorang PMI, Rini yang menjadi volounteer SAYATI di Hong Kong menyebutkan banyak komunitas seperti WHDN atau Pilar hongkong  (Wanita Hindu Dharma Nusantara) sementara PILAR (Persatuan BMI Tolak Overcharging ) adalah sebuah ALIANSI menolak tingginya biaya  penempatan yg berlebihan. WHDN  bergerak dalam 2 Bidang yakni bidang Keagamaan 1 bulan sekali tiap minggu ke 2 Melaksanakan Persembahyangan Dharma Santi bersama dipura happy Vally dan disamping itu setiap minggu ada kegiatan  belajar membaca kitab suci Weda,belajar menari ,hidup bermasyarakat dan sosial dan lain sebagainya. Riri sempat mewawancarai Sumiati salah seorang pengurusnya menambahkan akan bidang Pemburuhan/organisasi bergabung dengan Aliansi PILAR menolak tingginya biaya penempatan yang berlebihan. Misal biaya agen yang berlebihan dan memahami,menuntut hak-hak buruh migran yang ada di Hongkong.

Redaksi melihat aktivitas WHDN dibelakang librarty dengan mengumpulkan dan memotong kertas bekas kopi,mie goreng dll.persiapan untuk dirangkai menjadi baju cantik penuh kreasi daur ulang dipakai untuk lomba FASION SHOW sesuai tema yg akan diusung dlm acara tersebut.

Selain itu ada juga kompetisi persahabatan olah raga bola Volley yang dimenangkan oleh Tim Garuda dari PMI bersama dengan domestic helper dari Philipina. Saat redaksi menyambangi KJRI, Konjen Tri Tharyat Obeth menandaskan dukungannya dengan Indonesia House Project walau ia mengakui baru mendengarnya tapi ia akan menerima para pengagasnya dan siap membantu untuk kepentingan WNI tentu saja.


Majulah Indonesia, Sejahteralah Para Pekerja Migrannya......!

Penulis: Rini - Volounteer SAYATI
Editor: AruL Muchsen


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER