KABARINDO, JAKARTA - Sebagai bagian dari tujuan target keberlanjutan dan rencana aksi perusahaan dalam mengurangi emisi CO2 sebesar 20% pada tahun 2030 dan nol bersih pada tahun 2050 melalui konservasi hutan, perusahaan ritel global asal Jepang, UNIQLO Indonesia bekerja sama dengan Hutan Itu Indonesia (HII) dan KKI Warsi mengkampanyekan konservasi hutan melalui program “Adopsi Hutan”.
Tujuan proyek ini adalah untuk memelihara dan melestarikan pohon-pohon yang ada yang mencakup 1,000 ha di hutan Lemo Nakai, Bengkulu, Sumatera Bagian Selatan.
Melalui kerjasama ini, UNIQLO Indonesia dapat berkontribusi membantu Pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi CO2 dengan mempertahankan cadangan karbon yang tersimpan di hutan Lemo Nakai yang diperkirakan sebanyak 400,000 ton CO2.
“Sangat penting untuk melestarikan hutan lindung untuk mengurangi krisis iklim. Sejalan dengan tujuan yang ditetapkan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim untuk pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2050, ini adalah upaya lanjutan Fast Retailing untuk mengurangi pelepasan gas rumah kaca oleh toko-toko kami, di seluruh rantai pasokan, dan dalam penggunaan produk kami. Proyek ini juga selaras dengan rencana aksi kami sebagai wujud komitmen salah satu pilar konsep LifeWear, Keberlanjutan dan Lingkungan untuk memberikan kontribusi terhadap target pengurangan CO2 pemerintah Indonesia melalui perlindungan Hutan,” ujar Yugo Shima, Co-Chief Operating Officer PT Fast Retailing Indonesia.
Hutan Itu Indonesia (HII) adalah organisasi non pemerintah yang secara aktif melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan hutan Indonesia, dengan mengangkat kekayaan dan peran hutan, sedangkan KKI Warsi merupakan lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pelestarian sumber daya alam serta memastikan pengelolaan yang berkelanjutan.
Keduanya dipilih sebagai mitra UNIQLO dalam proyek ini karena kredibilitas dan rekam jejak mereka dalam menggalang berbagai aktivitas konservasi hutan di Indonesia . HII dikenal sebagai juru kampanye konservasi hutan terkemuka dengan saluran hubungan yang kuat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dikombinasikan dengan KKI Warsi dan pengalamannya sebagai mitra konservasi dalam melaksanakan program pengurangan emisi karbon melalui program REDD+ (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan).
Kampanye Adopsi Hutan ini bukanlah seruan untuk sekedar menanam pohon, tapi lebih kepada proyek pelestarian hutan hujan primer yang terancam punah khususnya di hutan Lemo Nakai melalui program intervensi REDD+.
Proyek ini bertujuan untuk menghindari deforestasi dengan memelihara dan melindungi pohon hutan yang ada dari kebakaran hutan, konversi hutan atau dari praktik pengelolaan hutan yang dapat melepaskan stok karbon ke atmosfer, dengan cara melibatkan masyarakat setempat.
Metode yang dilakukan dalam program ini adalah dengan menghindari penebangan pohon sembarangan, menangani kebakaran hutan serta melalui penyuluhan kepada masyarakat lokal untuk tetap menjaga hutan dengan baik alih-alih membuka hutan untuk keuntungan ekonomi mereka.
Hutan Lemo Nakai sendiri adalah habitat bagi 63 jenis burung, 12 jenis amfibi dan reptil, dan juga salah satu penghasil gambir (bahan utama batik). Selain itu, hutan ini dianggap sebagai hutan bernilai karbon tinggi di Bengkulu karena sebagian besar pohon di sana telah berumur lebih dari 15 tahun, puluhan tahun atau bahkan seratus tahun, dengan diameter lebih dari 50 cm per pohon yang menghasilkan stok karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pohon-pohon muda dengan diameter lebih kecil.
Patut diketahui juga bahwa satu pohon tua berusia 10-15 tahun yang tumbang tidak akan bisa digantikan dengan penanaman satu bibit pohon karena 1 pohon bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuh sehingga program “Adopsi Hutan” akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan penanaman bibit pohon.
Salah satu kegiatan pengukuran pohon untuk mengetahui kandungan karbon pada program REDD+
Program Adopsi Hutan Lemo Nakai ini akan berlangsung selama tiga tahun mulai dari bulan Juli 2022 hingga Desember 2024, hal ini menjadi komitmen UNIQLO dalam inisiatif keberlanjutan dan mendukung komunitas serta planet yang lebih baik melalui pakaian.
Melalui inisiatif ini, UNIQLO dapat berkontribusi membantu upaya pemerintah Indonesia mengurangi emisi karbon dengan mempertahankan cadangan karbon yang tersimpan di Hutan Lemo Nakai.