KABARINDO, JAKARTA - Unilever mengalami tekanan kuat dari pemegang saham untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini secara langsung berdampak pada pemangkasan 1.500 pegawai di seluruh dunia.
Nilai saham dinilai mengalami kemerosotan sebanyak 10 persen pada tahun lalu. Bahkan pada minggu lalu pun saham masih turun setelayh perusahaan tersebut mengungkapkan telah membuat tiga tawaran yang gagal untuk mengakuisisi GlaxoSmithKline.
CEO Univeler, Alan Jope mengatakan bahwa perombakan yang akan terjadi pada struktur organisasi perusahaan ini nantinya memungkinkan pihak Unilever menjadi lebih responsive terhadap konsumennya.
“Pertumbuhan tetap menjadi prioritas utama kami dan perubahan ini akan mendukung upaya kami untuk mencapai ini.,” kata Jope dikutip dari CNN, Rabu (26/1/2022).
Hal ini lah yang membuat perusahaan memutuskan untuk melakukan PHK besar-besaran pada karyawannya secara global. Pemotongan tersebut merupakan pengurangan 15 persen dalam jumlah manajer senior dan 5 persen manajer junior secara global.
Meskipun demikian, mereka mengklaim bahwa para pekerja di pabrik Unilever seluruh dunia tidak akan terpengaruh. Untuk saat ini, Unilever sudah memperkerjakan sekitar 149.000 orang di seluruh dunia yang tentunya untuk berbagai posisi di perusahaan.
Perusahaan pemilik merek terkenal termasuk Dove ini mengatakan jika pihaknya sedang berusaha mengubah struktur organisasi perusahaan menjadi lebih sederhana dari sebelumnya. Hal tersebut dilakukan denngan membagi perusahaan atas unit bisnisnya ke dalam lima kategori, seperti kecantikan, perawatan pribadi, perawatan rumah, nutrisi dan juga es krim.
Sumber: Detik.com
Foto: twitter.com/Unilever