Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Ulama dari Masa Kemasa di Jazirah Tipalayo Mandar Sulawesi Barat

Ulama dari Masa Kemasa di Jazirah Tipalayo Mandar Sulawesi Barat

Berita Utama | Jumat, 7 April 2023 | 11:09 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Ulama dari Masa Kemasa di Jazirah Tipalayo Mandar Sulawesi Barat

Bagian pertama

Oleh: Munadjat Mubarak


KABARIINDO, JAKARTA - Berdasarkan beberapa referensi dan dari berbagai sumber lainnya, bahwa ajaran agama Islam masuk di tanah mandar sulawesi barat sekitar abad XVI dan XVII (tahun 1500-an dan tahun 1600-an), yang dipelopori oleh para ulama tersohor pada zamannya, bahkan masih terasa aura ketokohannya sampai saat ini.

Ada juga yang menulis bahwa Islam masuk di wilayah ini sebelum abad XVI yang dibawa oleh para pengembara, pedagang, atau saudagar yang tokohnya belum terdokumentasikan, namun islamisasinya berjalan apa adanya, mungkin melalui pembauran, perkawinan, atau dengan interaksi sosial lainnya;

Dimulai dari paku (nama kampung ujung perbatasan sebelah selatan jazirah tipalayo mandar yang berbatasan langsung dengan kabupaten pinrang, sulawesi selatan), kemudian binuang dan sekitarnya yang semuanya pada saat ini berada dalam wilayah administrasi kabupaten polewali mandar (polman);

Paling tidak ada beberapa nama ulama yang menyebarkan ajaran islam diwilayah ini, yaitu: KH Abd Qadir, KH Syech Abd Rachim Kamaluddin (to salama' di binuang),  KH Syech Bil Ma'ruf (sayye' losa), dan Sayyid Al Adiy;

Gelar yang disandang sebagai kiyai, syech, to salama', sayyid dan sayye'  losa,  tidak diragukan lagi keilmuannya, akhlaknya, karamahnya, ma'unahnya, misalnya to salama' dapat diartikan sebagai keselamatan yang senantiasa didapatkan dalam cobaan hidup, tantangan dan rintangan dakwah, serta serangan fisik dan non fisik (misal black magic, dan lain-lain);

Selain itu, sayye' losa dapat ditengarai sebagai sayyid yang memiliki ilmu agama yang tinggi, baik syari'at maupun tariqat, hal ini bisa dijelaskan bahwa losa dalam bahasa mandar dapat diartikan tembus pandang atau memiliki indera keenam, SubhanAllah;

Kita bergerak dan bergeser ke utara ke arah pusat pemerintahan kerajaan federasi pitu baba'na binanga (tujuh kerajaan di muara sungai atau wilayah pantai), yaitu banggae (majene dan sekitarnya) dan balanipa (tinambung dan sekitarnya), selain itu dapat disebutkan 5 kerajaan lainnya yang masuk federasi ini ialah, pamboang, sendana, tappalang, mamuju, dan binuang (yang telah disebutkan diawal);

Nah, di majene dan sekitarnya ada ulama tersohor yang diyakini sebagai pembawa ajaran agama islam pertama, yaitu KH Syech Abd Mannan (to salama' di salabose), lagi-lagi disandangnya to salama seperti diuraikan sebelumnya, sementara salabose menunjuk pada satu kampung yang berada di puncak gunung salabose dalam kota majene;

Situs yang masih ada dan bisa disaksikan saat Ini adalah masjid dan maqam beliau, bendera sebagai simbol perjuangan, dan tradisi maulid sampai sekarang  masih eksis ketika memasuki perayaan maulid nabi Muhammad SAW, yang pelaksanaannya sangat semarak dengan berbagai acara antara lain: khatam Qur'an, sunatan massal, dan barzanji, tak ketinggalan hiasan telur maulid, sokkol (songkolo'), ka'do minynya (sokkol kuning), pisang, dan lain-lain, yang kesemuanya akan dibagikan dan sebagian diperebutkan seusai acara dengan harapan mendapatkan keberkahan maulid baginda Rasul;

Lanjut, bergeser ke arah paling utara yang berbatasan langsung dengan sulawesi tengah, yakni suremana (wilayah mamuju utara atau pasangkayu), terus menyusuri kembali ke arah selatan berturut-turut tappalang, malunda, sendana, dan pamboang; 

Tercatat dalam artikel, essay, dan tulisan lepas lainnya, bahwa ulama penyebar islam di wilayah mamuju dan sekitarnya adalah KH Sayyid Zakaria dan Raden Mas Suryo Adilogo (kapuang jawa), beliau adalah murid Sunan Bonang (salahsatu ulama wali songo); Dalam penyebarannya akan bertemu dengan penyebaran agama islam dari banggae (majene) oleh KH Abd Mannan, khususnya di Pamboang dan sekitarnya (jarak banggae ke pamboang kurang lebih 15-25 km); Sementara sumber lainnya menyebutkan bahwa sekitar awal abad XVII (sekitar tahun 1608) kedua ulama di atas berlabuh di pamboang, pada saat itu yang menjadi raja pamboang adalah isalarang idaeng mallari, dan rupanya permisif sehingga islamisasi dan dakwah berjalan dengan baik, bahkan rajapun masuk islam sehingga digelari tomatindo diagamana dan tomatindo disambayanna, dapat diartikan islamnya totalitas atau kaffah;

Bagaimana dengan penyebaran ajaran islam di wilayah federasi kerajaan pitu ulunna salu' (tujuh kerajaan di hulu sungai, wilayah pegunungan), yaitu: rante bulahang, aralle, mambi, bambang, tabang, tabulahan, dan matangnga; Tercatat nama ulama pertama yang berdakwah  disana adalah Tuanta di Bulobulo dan H Pure Dg Pasore, dan lainnya;


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER