KABARINDO, MARIUPOL – Seorang wanita hamil yang terluka dalam pemboman Rusia di sebuah rumah sakit bersalin Ukraina telah meninggal bersama dengan bayinya, menurut laporan beberapa media.
Gambar yang diambil menunjukkan wanita hamil itu di atas tandu setelah serangan udara di Mariupol minggu lalu, di mana setidaknya tiga orang lainnya tewas.
Setelah tempat dia seharusnya melahirkan diserang, dia dibawa ke rumah sakit lain.
Bayinya kemudia lahir melalui operasi caesar, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Ahli bedah, Timur Marin, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa panggul wanita itu telah hancur dan pinggulnya terlepas.
Petugas medis mengatakan bahwa ketika mereka mencoba menyelamatkan hidupnya, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan bayinya dan berteriak, "Bunuh aku sekarang!"
Ketika menjadi jelas bagi mereka bahwa anak itu lahir mati, mereka mencoba menyadarkan ibunya, tetapi setelah 30 menit mereka menyadari sudah tidak ada harapan.
Dokter mengatakan mereka tidak punya waktu untuk mengambil nama wanita itu sebelum suami dan ayahnya datang untuk mengambil tubuhnya, yang berarti kemungkinan besar ia tidak akan dimakamkan di kuburan massal untuk korban penembakan Rusia di kota itu.
Twitter Hapus Kiriman Rusia
Setelah pemboman rumah sakit di Mariupol, Twitter menghapus dua kiriman oleh kedutaan Rusia di London yang mengklaim serangan itu telah dipalsukan.
Menurut cuitan kedutaan Rusia, rumah sakit dalam informasi itu sudah tidak beroperasi pada saat itu, dan bahwa wanita yang terluka di foto yang beredar adalah seorang aktor.
Sebelumnya, kedutaan yang sama melontarkan tuduhan serupa terhadap wanita hamil lain, yang difoto melarikan diri dari reruntuhan rumah sakit, dan melahirkan sehari setelah pengeboman.
Foto Mariana Vishegirskaya yang sedang menuruni tangga yang dipenuhi puing-puing dengan wajah berlumuran darah beredar luas di tengah kemarahan atas serangan itu.
Menanggapi pernyataan bahwa dia tidak benar-benar hamil, tim disinformasi BBC menemukan bukti yang bertentangan dengan tuduhan tersebut.
***(Sumber dan foto: BBC/AP)