KABARINDO, LVIV – Ukraina menyatakan bahwa serangan udara Rusia yang kuat telah menghantam sebuah gedung teater di kota Mariupol yang menjadi tempat ratusan orang berlindung.
"Hancur hati kami [menyaksikan] apa yang dilakukan Rusia terhadap rakyat kami, Mariupol kami, dan wilayah Donetsk kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato larut malam pada hari Rabu (15/3), merujuk pada serangan pada teater itu.
Mariupol adalah sebuah kota pelabuhan di Ukraina yang kini dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan telah menjadi korban pengeboman paling sengit dalam konflik tersebut.
Petugas penyelamat masih terus mencari korban selamat yang terkepung di antara puing-puing teater pada Kamis (17/3).
Petro Andrushchenko, seorang penasihat walikota, mengatakan beberapa orang selamat dari ledakan itu.
"Tempat perlindungan bom ditahan. Sekarang puing-puing sedang dibersihkan. Ada yang selamat. Kami belum tahu (jumlah) korban," katanya kepada Reuters melalui telepon.
(Foto satelit: Gedung teater Mariupol sebelum dibom bertuliskan dengan jelas 'anak-anak' dalam bahasa Rusia -Maxar)
Dia mengatakan pekerjaan penyelamatan sedang dilakukan untuk menjangkau para penyintas dan menetapkan jumlah korban, yang masih belum diketahui.
Rusia membantah telah mengebom teater itu, dan malah menuduh "militan batalyon nasionalis 'Azov'" yang meledakkan teater.
Batalyon Azov dimulai sebagai milisi sukarelawan yang terkait dengan ideologi sayap kanan sebelum dimasukkan ke dalam unit Garda Nasional Ukraina pada tahun 2014.
***(Sumber: Reuters, CNN; Foto: Reuters, Maxar)