Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Berita Utama > Tragis, Setelah Ditembak Rudal Pilot Azerbaijan Airlines Dilarang Mendarat di Rusia

Tragis, Setelah Ditembak Rudal Pilot Azerbaijan Airlines Dilarang Mendarat di Rusia

Berita Utama | 16 jam yang lalu
Editor : Anton CH

BAGIKAN :
Tragis, Setelah Ditembak Rudal Pilot Azerbaijan Airlines Dilarang Mendarat di Rusia

HANCUR : Pilot pesawat Azerbaijan Airlines tak boleh mendarat di wilayaj Rusia setelah ditembak rudal SAM. (FOTO/ISTIMEWA)

MOSCOW, KABARINDO -- Pesawat Azerbaijan Airlines Embraer 190 penerbangan 8243 dipastikan ditembak rudal SAM Rusia. 

Sumber pemerintah Azerbaijan mengatakan kepada Euronews bahwa pesawat yang rusak itu tidak diizinkan mendarat di bandara Rusia mana pun meskipun pilot meminta pendaratan darurat, dan pesawat itu diperintahkan untuk terbang melintasi Laut Kaspia menuju Aktau di Kazakhstan.

Penumpang dan awak pesawat yang selamat dari kecelakaan itu mengatakan kepada media Azerbaijan bahwa mereka mendengar suara keras di pesawat saat sedang berputar di atas Grozny.

Pramugari Azerbaijan Airlines Aydan Rahimli mengatakan setelah ada suara berisik, masker oksigen otomatis terlepas. Dia mengatakan bahwa dia pergi untuk memberikan pertolongan pertama pada rekannya, Zulfugar Asadov, dan kemudian mereka mendengar ledakan lagi.

Asadov mengatakan, suara tersebut terdengar seperti ada sesuatu yang menabrak pesawat dari luar. Tak lama kemudian, dia tiba-tiba mengalami cedera,  lengannya terkoyak. "Seperti ada yang memukul lengan saya dengan kapak," ujarnya. Dia membantah klaim pejabat Kazakhstan bahwa tabung oksigen meledak di dalam pesawat.

Dua orang yang selamat menceritakan mendengar ledakan sebelum pesawat jatuh. Jerova Salihat mengatakan kepada televisi Azerbaijan dalam sebuah wawancara di rumah sakit bahwa sesuatu meledak di dekat kakinya

 Hal yang sama dikatakan oleh penumpang selamat lainnya Vafa Shabanova. "Ada dua ledakan di langit, dan satu jam dan setengah kemudian pesawat itu jatuh ke tanah,"ungkapnya.

Otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, awalnya mengatakan pilot mengalihkan pendaratan ke Aktau setelah terjadi serangan burung. Belakangan, pejabat Rusia dan Azerbaijan menduga pesawat itu dialihkan rutenya karena kabut atau cuaca buruk di Grozny.  Rusia merevisi lagi pernyataanya dengan  mengatakan drone Ukraina yang menargetkan wilayah Grozny adalah salah satu faktornya.

Tragis, Setelah Ditembak Rudal Pilot Azerbaijan Airlines Dilarang Mendarat di Rusia

Dmitry Yadrov, kepala Rosaviatsia, mengatakan pada hari Jumat bahwa ketika pesawat bersiap untuk mendarat di Grozny dalam kabut tebal, pesawat tak berawak Ukraina menargetkan kota tersebut, sehingga mendorong pihak berwenang untuk menutup daerah tersebut untuk lalu lintas udara.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta maaf setelah pesawat Azerbaijan Airlines tujuan Rusia jatuh di Kazakhstan pada Hari Natal.

Penerbangan J2-8243, yang sedang dalam perjalanan dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke kota Grozny di Rusia, jatuh di dekat kota Aktau di Kazakh pada hari Rabu (25/12/2024), menewaskan 38 orang.

Menanggapi kejadian tersebut, Putin menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

“Vladimir Putin meminta maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan tulus kepada keluarga para korban dan mendoakan korban luka segera pulih,” kata pernyataan resmi Kremlin seperti dikutip Newsweek.

Pernyataan itu menambahkan bahwa pesawat tersebut telah berulang kali mencoba mendarat di bandara Grozny pada saat sistem pertahanan udara Rusia sedang merespons serangan pesawat tak berawak Ukraina.

Penyelidikan jatuhanya pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines sedang berlangsung. Namun dugaan awal pesawat nahas itu dihantam Rudal Survace to Air Missile (SAM) milik Rusia.

Kementerian Transportasi Azerbaijan mengatakan pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh pada 25 Desember mengalami "gangguan eksternal" dan mengalami kerusakan luar dan dalam, ketika mencoba mendarat di Republik Chechnya, Rusia selatan.

“Semua yang selamat tanpa kecuali menyatakan mereka mendengar tiga suara ledakan ketika pesawat berada di atas Grozny,” kata pejabat Kementerian Transportasi Azerbaijan Rashad Nabiyev.

Situs pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, mengutip sumber pemerintahan setempat yang mengatakan bahwa mereka percaya rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S menembak jatuh pesawat tersebut.

Dugaan itu juga dilaporkan oleh The New York Times, Euronews, dan Al Jazeera. Saat kejadian, sistem pertahanan udara Rusia sedang menghalau serangan Drone tempur Ukraina yang menyeru Grozny. Diduga kuat Embraer 190 Azerbaijan Airlines diidentifikasi sebagai pesawat mencurigakan.

Kremlin menolak berkomentar, namun Kepala Badan Penerbangan sipil Rusia mengatakan situasi di Grozny “sangat rumit” pada saat itu dan protokol penerbangan tertutup telah diberlakukan.

"Drone tempur Ukraina melancarkan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil di kota Grozny dan Vladikavkaz,” kata Dmitry Yadrov, kepala Rosaviatsia, dalam pernyataan video yang diposting di kantor berita Rusia Tass.

Para ahli mengatakan rudal SAM jarak menengah akan mampu mengenai pesawat yang terbang di ketinggian lebih dari 10 kilometer atau 30.000 kaki. Baik pasukan Rusia dan Ukraina memiliki varian BUK, sistem rudal darat ke udara, termasuk rudal SA-11 dan SA-17 yang dapat mencapai sasaran pada ketinggian hingga 25 kilometer.Rusia memiliki rudal SA yang lebih canggih, termasuk S-300 dan S-400.

Pada Juli 2014 silam, rudal SAM Rusia pernah menembak jatuh Boeing 777-200 Malaysia Airlines MH-17. Semua penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 298 orang meninggal tewas saat pesawat hancur di udara terkena tembakan rudal saat melayani rute Amsterdam-Kuala Lumpur.

Sumber ledakan adalah hulu ledak tipe 9N314M buatan Rusia yang diangkut oleh rudal 9M38M1, yang ditembakkan dari wilayah Ukraina timur dengan menggunakan sistem rudal BUK. Tim penyelidik yang terdiri dari Belanda, Belgia, Australia, Malaysia dan Ukraina meyakini hulu ledak untuk menembak MH-17 seberat 70 kg.

Ketua tim penyelidik dari Kepolisian Belanda Wilbert Paulissen pada 2016 silam menyebutkan, penerbangan MH17 ditembak jatuh oleh rudak BUK seri 9M83 yang berasal dari wilayah Federasi Rusia. Namun hasil investigasi itu ditolak pemerintah Rusia.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER