KABARINDO, KUALA LUMPUR – Seluruh kawasan Kondominium Seri Duta 1, Kuala Lumpur, Malaysia, dinyatakan tidak aman pada Selasa (28/12) karena pergeseran tanah, memaksa seluruh penghuni yang tersisa di kompleks apartemen 14 blok itu untuk segera mengungsi.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Institut Pekerjaan Umum Malaysia (Ikram) memastikan struktur gedung kondominium itu bermasalah dan menghadapi risiko tanah longsor yang lebih kritis.
Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) mengatakan, hal itu karena adanya tanda-tanda pergerakan tanah yang mempengaruhi struktur bangunan.
“Di antara tanda-tanda pergerakan tanah adalah kolom yang rusak, retak tegangan permukaan dan retak lantai, menunjukkan bahwa situasi di kawasan itu tidak aman, dan akan menimbulkan risiko bagi penghuni Kondominium Seri Duta 1 dan penduduk di tanah milik Komisaris Pertanahan Federal (PTP),” katanya dalam sebuah pernyataan hari ini.
"Pekerjaan perbaikan lereng dan bangunan akan segera dilakukan, dan akan ditinjau oleh DBKL dan Ikram," katanya.
Efek Hujan Deras
Pada 18 Desember, media melaporkan tanah longsor di daerah dekat Kondominium Seri Duta 1 menyusul hujan deras di Lembah Klang.
Foto-foto di media sosial menunjukkan tanah longsor di sebagian area Selangor yang mengalami kenaikan tinggi air hingga ke tingkat bahaya.
Belum lama ini ratusan penghuni kondominium Seri Duta 1 sudah mengungsi secara sukarela setelah beberapa penghuni menyadari adanya pergeseran struktural tanah di blok mereka.
“Ayah saya adalah orang pertama yang memperhatikan pergerakan tanah. Jika tidak ada banjir yang dilaporkan, kami mungkin akan tetap tinggal,” kata Katrina Yeoh kepada The Straits Times.
“Tapi… melihat apa yang terjadi di Selangor, kami memutuskan untuk pindah. Gila dan sangat menakutkan melihat tanah runtuh sedikit demi sedikit. Kami tidak merasa aman,” tambahnya.
DBKL mengatakan ada empat blok yang terkena dampak langsung pergeseran tanah dan melibatkan 34 unit hunian. Warga disarankan untuk mengosongkan bangunan karena faktor keamanan.
Kondominium Seri Duta 1 terletak di tingkat terendah dari daerah sekitarnya dan aliran air terkonsentrasi di daerah tersebut. ***(Sumber: NST, Straits Times; Foto: Straits Times, Malay Mail/Facebook)
