SKK Migas Dukung Keberlanjutan Layanan Gas Bumi PGN dan Pemanfaatan Gas Domestik
Surabaya, Kabarindo- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina, pada 2022 telah mengelola pasokan gas bumi kurang lebih 1.027 BBTUD untuk mencukupi kebutuhan pelanggan di berbagai sektor.
PGN intensif melaksanakan komunikasi dengan stakeholder, khususnya regulator salah satunya SKK Migas. Hal ini merespon kebutuhan gas bumi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan dan proyeksi gas bumi sebagai energi transisi, serta dalam rangka mendukung kesinambungan pasokan.
Dalam menjaga keberlangsungan layanan gas bumi, PGN sebagai subholding gas PT Pertamina terus berupaya mencari sumber pasokan baru dalam jangka pendek maupun panjang melaluit penjajagan dan komunikasi aktif.
Sebagai pengelola infrastruktur gas terbesar di Indonesia, PGN mengharapkan sumber pasokan baru untuk dapat menopang kebutuhan tersebut. Terdapat beberapa proyeksi potensi sumber pasokan baru yang dapat diutilisasi di region 1 dan 2 Sumatera Jawa sebesar ± 96 BBTUD, Region III Jawa Timur ± 331 BBTUD dan Region IV Indonesia Timur ± 3 BBTUD. Namun tentunya potensi tersebut membutuhkan dukungan dari SKK Migas. Penggunaan sumber pasokan yang baru juga akan dibarengi dengan pengembangan infrastruktur yang masif.
“Interkoneksi antara kegiatan pemanfaatan gas bumi yang masif, pembangunan infrastruktur dan peningkatan produksi menjadi kunci dalam kesuksesan utilisasi gas bumi nasional,” ujar Kepala SKK Migas, Dwi Sucipto, pada Jumat (20/1/2023).
Menindaklanjuti pengembangan infrastruktur gas bumi yang masif, sedang disiapkan insiatif infrastruktur di antaranya Pipa Transmisi Kalimantan, Pipa Transmisi Bangkanai, Pipa distribusi IKN dan infrastruktur non-pipa. Juga pengelolaan gas PEPC dan stranded gas yang dapat disalurkan untuk pemenuhan permintaan retail.
Selain itu, sumber pasokan baru sekaligus memperluas pemanfaatan ruas Pipa Transmisi Gresik Semarang (Gresem). Sebagai contoh, pemanfaatan unassociated gas di Lapangan Banyu Urip yang diintegrasikan dengan Pipa Gresem untuk memenuhi permintaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Selain industri kelistrikan dan pupuk, PGN melakukan optimalisasi SPBG untuk transporasi umum darat dan laut khususnya motor & kapal nelayan. Langkah ini dapat menjadi salah satu kunci peningkatan pemanfaatan gas secara masif dalam mendukung penurunan subsidi energi dan menyediakan layanan energi terjangkau bagi masyarakat,” imbuh Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto.
Untuk menjaga keamanan pasokan, PGN terus berkoordinasi dengan SKK Migas dan KKKS perihal potensi pasokan baru guna mendukung kesinambungan PGN. Namun diperlukan dukungan SKK Migas untuk dapat memberikan kepastian volume dan harga untuk potensi-potensi sumber gas yang baru.
“Sumber gas baru dan LNG akan dialokasikan untuk meningkatkan utilisasi gas bumi domestik. Di sisi lain, PGN Group bersinergi SKK Migas untuk pengembangan lapangan Migas yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan konsumen gas bumi. Serta memungkinkan pengembangan derivatif gas bumi, seiring dengan kebutuhan yang meningkat,” ujar Haryo.