Sharp Indonesia Luncurkan Face Shield Premium; Usung Moth-eye Technology
Berikan perlindungan ekstra bagi masyarakat pada masa pandemi
Surabaya, Kabarindo- Sharp Indonesia meluncurkan produk pelindung wajah (face shield) sebagai perlindungan bagi masyarakat dalam menjalani kegiatan di luar ruang dengan aman.
Sharp menghadirkan face shield yang mengusung Moth-eye Technology, yang dikembangkan berdasarkan riset pada mata seekor ngengat dengan mengadopsi struktur dan cara kerja mata ngengat. Menggunakan bahan utama yang biasa digunakan pada CD/DVD, lampu LCD dan resin asam akrilik yang dikembangkan oleh Sharp, menghasilkan pelindung wajah yang memiliki transparansi tinggi, refleksi rendah dan mampu membuat uap mengering dengan cepat, sehingga menghasilkan permukaan anti-kabut.
Produk tersebut dirancang khusus oleh Oura, desainer kacamata asal Jepang yang telah memenangkan beragam penghargaan seperti Good Design Award 2004, 2005, 2006, 2007, 2012, 2015, 2020, JIDA Design Museum 2006, Eyewear of The Year 2009, Kinki Design 2011, Penghargaan Hubungan Perdagangan dan Industri di Prefektur Osaka 2016 dan MEDTEC Inovation Award 2016.
“Face Shield ini memiliki tingkat transparansi yang tinggi yaitu 99%, sehingga membuat pandangan pengguna lebih jelas,” ujar Ardy, Head of AUVI Product Strategy Department.
Memiliki permukaan yang halus namun tidak rata layaknya mata ngengat, face shield Sharp mampu memecah refleksi cahaya, sehingga dapat mereduksi pantulan cahaya dengan tingkat refleksi permukaan sama dengan 0,3% per permukaan, menjadikan wajah pengguna tetap terlihat dengan jelas meskipun terpapar sinar yang terang. Struktur ini juga memberikan manfaat lain seperti mencegah face shield berembun. Face shield Sharp nyaman digunakan dan membuat penggunanya terlihat stylish.
Menggunakan material titanium alloy yang ringan, bingkai pelindung wajah diproduksi langsung di Sabae, Fukui. Ini adalah lokasi industri pembuatan kacamata dan bingkai terbaik di Jepang, yang sudah bertahan lebih dari 100 tahun dan merupakan tempat bersejarah pembuatan kacamata Jepang.
Memiliki kualitas Jepang, film yang digunakan sebagai pelapis juga diproduksi oleh Totori, anak perusahaan Sharp di Yonago. Keunggulan lainnya adalah kekuatan filmnya anti gores atau kehilangan efisiensi anti-kabut/iluminasi setelah diseka oleh alkohol sebanyak 1.000 kali. Ini berarti face shield Sharp dapat digunakan selama satu tahun dengan 3 kali pengelapan per hari.
“Alasan utama penggantian film adalah jika konsumen menyalahgunakan film untuk membuatnya bengkok atau rusak. Jadi produk ini lebih awet dan hemat dibanding pelindung wajah biasanya yang hanya satu kali penggunaan,” ujar Ardy.
Hadir dalam 4 varian: FG-F10M, FG-800 M/S, FG-500 M/S dan FG-300 M/S, face shield ini mampu memberikan pilihan akan pelindung wajah premium dengan kualitas material dan design yang berbeda.
Tahap pertama, model yang akan dipasarkan di Indonesia adalah FG-F10M dengan bobot bingkai 14 g dan film 11 gram. Ukuran bingkai 183×153×6mm dan film 195×268×0.18mm. Face shield ini menggunakan material polycarbonate untuk bingkai serta polycarbonate dan acryl resin untuk film sehingga nyaman digunakan.
Face shield Sharp membidik eksekutif muda, sosialita, petugas medis, frontliner dan entertainer seperti youtuber, penyanyi dan aktris, yang membutuhkan produk pelindung wajah yang nyaman, stylish serta mampu menunjang pekerjaan dan tampilan mereka saat melakukan pengambilan gambar.
Menurut Ardy, salah satu kendala pencahayaan yang terang sering kali mengganggu proses pengambilan gambar akibat refleksi berlebihan ke kamera. Namun berkat teknologi Sharp yang memiliki tingkat refleksi permukaan hanya 0,3%, pengguna tetap dapat menampakkan wajah dengan jelas.
Face shield Sharp model FG-F10M dibandrol seharga Rp.299 ribu dan hanya dijual di Sharp E-Store mulai 25 Agustus 2021.
Penulis: Natalia Trijaji
