Sharp Bangun Pabrik AC di Indonesia; Basis Produksi dan Ekspor ke ASEAN
Beroperasi pada awal 2023, akan memproduksi AC tipe inverter dan non-inverter
Surabaya, Kabarindo- PT Sharp Electronics Indonesia memulai pembangunan pabrik Air Conditioner (AC) sebagai basis produksi dan ekspor untuk negara-negara ASEAN.
Pembangunan pabrik baru ini ditandai dengan peletakan batu pertama di area pabrik Sharp Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, pada Kamis (24/2/2022).
Dalam sambutannya yang dilakukan secara virtual, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan AC merupakan salah satu produk elektronika yang nilai impornya terbesar yaitu 0,49 miliar dolar AS pada 2021. Terkait dengan hal ini, Kementerian Perindustrian mendorong program substitusi impor 35% pada akhir 2022, salah satu produk elektronika yang didorong untuk disubstitusi menggunakan produk lokal adalah AC.
Shinji Teraoka, Presiden Direktur Sharp Indonesia, mengatakan Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan, Karena itu untuk memenuhi permintaan produk AC dengan harga yang kompetitif, pihaknya memutuskan untuk membangun pabrik di Indonesia.
“Melalui pabrik AC ini, kami optimis dapat meningkatkan pangsa pasar sebesar 30% dan mempertahankan peringkat pertama pasar AC di Indonesia,” ujarnya.
Pabrik AC Sharp menempati lahan seluas 3,5 ha dengan mengusung konsep ramah lingkungan. Sharp Indonesia akan memasang sistem pembangkit tenaga surya di atap pabrik, menggunakan daya yang dihasilkan untuk penerangan, jalur produksi dan lain-lain guna mengurangi beban lingkungan dengan mengadopsi struktur atap yang memungkinkan penerangan dengan menggunakan cahaya alami dan mengeluarkan panas dalam ruangan.
Pabrik tersebut direncanakan mulai beroperasi pada awal 2023. Pabrik akan membuka lapangan kerja serta memproduksi AC tipe inverter dan non-inverter. Pada tahun pertama pengoperasiannya, Sharp Indonesia menargetkan kapasitas produksi sekitar 900.000 unit per tahun yang akan ditingkatkan sebesar 150.000 unit untuk tahun berikutnya.
Memiliki investasi sebesar 4 miliar Yen atau Rp.582 miliar, Sharp Indonesia mematok penjualan 100 ribu unit per bulan untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Sharp Indonesia akan membangun sistem pasokan yang stabil di Indonesia maupun di seluruh pasar ASEAN, serta akan memproduksi model AC dengan nilai tambah seperti fitur AIoT.
Penggunaan konten lokal juga menjadi misi produsen dalam negeri untuk lebih memilih suku cadang lokal sebesar 50% atau lebih. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat menarik perusahaan luar negeri, karena masih banyak komponen yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
“Pabrik kami memiliki ruang untuk perluasan guna meningkatkan produksi dalam negeri. Karena itu, kami ingin pemerintah mempertimbangkan untuk memperkenalkan insentif tambahan untuk penanaman modal dalam negeri,” ujar Teraoka.