Sentra Tanaman Hias Gresik Tersebar di 6 Desa, Berpotensi untuk Diekspor
Pendorong ekonomi melalui konsep desa wisata
Surabaya, Kabarindo- Bank Indonesia (BI) menaruh perhatian pada upaya peningkatan ekspor produk asli Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari tugas BI dalam rangka menjaga kestabilan nilai Rupiah melalui program strategis bauran kebijakan moneter dan fiscal, khususnya dalam memperkuat net ekspor barang.
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, pada Sabtu (12/3/2022) saat menghadiri undangan Keluarga besar Alumni Universitas Jember (KAUJE) dan Asosiasi Tanaman Hias Kabupaten Gresik pada kegiatan sharing session sinergitas kebijakan pemerintah terhadap peluang ekspor tanaman hias Kabupaten Gresik.
Berdasarkan data World Integrated Trade Solution (WITS), permintaan tanaman hias global terus meningkat sejak 2017. Bahkan berdasarkan analisis Reveal Symmetric Comparative Advantage (RSCA), ekspor tanaman hias Jatim masuk dalam kategori unggul – surplus. Namun nilai ekspornya masih terbatas.
“Potensi tanaman hias Gresik untuk diekspor sangat besar melihat permintaan dunia yang tinggi, namun saat ini ekspor tanaman hias Jatim masih terbatas,” ujar Budi.
Kegiatan yang berlangsung di Sentra Tanaman Hias Asem Gede Desa Kesamben Kulon ini bertujuan menggali peluang ekspor tanaman hias Kabupaten Gresik beserta kemungkinan dukungan dari pemerintah.
Selain potensi ekspor, sentra tanaman hias yang tersebar di 6 desa Kabupaten Gresik juga dapat menjadi pendorong ekonomi melalui konsep desa wisata. Pengembangan desa wisata Gresik berbasis tanaman hias dapat merujuk pada pengembangan Desa Wisata Edelweiss di Desa Wonokitri Kawasan Bromo-Tengger Semeru yang mengintegrasikan natural dan cultural tourism. Gresik juga dapat mencontoh Kampung Flory Sleman yang sukses membangun Community Based Tourism (CBT).
Sarmuji, anggota Komisi XI DPR RI dan Ketua KAUJE, berharap BI dapat mendukung upaya peningkatan ekspor tanaman hias Gresik. Selain melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), BI dapat melakukan pendampingan dan pelatihan agar tiga bulan mendatang sentra tanaman hias di Gresik mampu mengekspor ke luar negeri.
“Dengan dukungan dari Bank Indonesia, Pemkab Gresik dan OJK, Desa Kesamben Kulon diharapkan mampu bertransformasi menjadi desa wisata yang menjadi sentra ekspor tanaman hias dan tidak kalah sukses dari Desa Floris Sleman,” ujarnya.
Sentra Wisata Tanaman Hias di Gresik yang dibuka pada 2021 berpotensi mendorong kinerja pariwisata Kabupaten Gresik yang dapat mendatangkan manfaat yang tinggi bagi masyarakat sekitar serta mendukung percepatan pemulihan ekonomi Kabupaten Gresik dan Jatim.