Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Semester II 2022, Bisnis Garuda Indonesia Diyakini Mulai Membaik

Semester II 2022, Bisnis Garuda Indonesia Diyakini Mulai Membaik

Ekonomi & Bisnis | Rabu, 13 Juli 2022 | 15:27 WIB
Editor : Orie Buchori

BAGIKAN :
Semester II 2022, Bisnis Garuda Indonesia Diyakini Mulai Membaik

KABARINDO, JAKARTA - Kinerja bisnis PT Garuda Indonesia Tbk diproyeksikan mulai membaik pada semester II-2022. Kinerja positif pada tahun ini akan dioptimalkan secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra optimis emiten bersandi saham GIAA ini dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi untuk menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usaha.

Proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada Mei 2022 lalu, di mana Garuda Indonesia berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.

Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir 2021 lalu.

Meski pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, performa profitabilitas yang mulai diperoleh tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja perusahaan kedepannya.

"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi. Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat," ungkap Irfan, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda.

Lantaran perusahaan melakukan berbagai langkah strategis, salah satunya memperoleh homologasi dari kreditur.

Irfan mencatat berbagai langkah strategis yang terus diakselerasikan perusahaan di tahun ini dapat mendorong kinerja korporasi.

"Tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia," jelasnya.

Melalui laporan keuangan (audited) 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD11,33 miliar, turun 10,43% dibandingkan dengan pendapatan usaha di2020 lalu.

Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,04 miliar.

Lalu, penerbangan tidak berjadwal sebesar USD88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar USD207 juta. Selain itu, sepanjang tahun lalu, Garuda secara group mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03% menjadi USD2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama 2020 lalu.

Adapun sajian laporan keuangan (audited) 2021 ini mendapatkan predikat atau opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) dengan penekanan mengenai jelangsungan usaha yang diberikan oleh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang merupakan bagian dari PwC Indonesia.

Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada 2021 lalu, secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi diantaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38% dibandingkan pada periode yang sama di 2020.

Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada di kisaran 24,85% dibandingkan dengan pendapatan kargo 2020 sebesar 17,74%.

Pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan freighter yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Perusahaan dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia.

Sementara itu, sepanjang tahun lalu Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter.

Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya.


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER