KABARINDO, WELLINGTON – Pemerintah Selandia Baru pada Kamis (24/3) menyatakan akan menampung total 450 pencari suaka di pusat penahanan lepas pantainya di Australia atau di Nauru, Pasifik Selatan selama tiga tahun ke depan.
Kebijakan imigrasi garis keras Australia mengharuskan pencari suaka yang dicegat di laut mencoba mencapai Australia untuk dikirim ke pusat penahanan lepas pantai. Mereka diberitahu bahwa mereka tidak akan pernah menetap di Australia dan banyak yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam keadaan tak menentu.
"Kami senang dapat memberikan pemukiman kembali bagi para pengungsi yang jika tidak [dibantu] akan terus menghadapi masa depan yang tidak pasti," kata Menteri Imigrasi Selandia Baru Kris Faafoi dalam sebuah pernyataan.
Selandia Baru akan menerima 150 pengungsi per tahun selama tiga tahun ke depan dan mereka akan mengikuti penyaringan yang sama dan proses penilaian Program Kuota Pengungsi yang harus dipenuhi oleh pengungsi lain yang datang ke negara itu, lanjut pernyataan itu.
Australia sebelumnya menolak tawaran Selandia Baru untuk menerima pencari suaka karena sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk memukimkan kembali beberapa dari mereka.
Amerika Serikat telah menerima kurang dari seribu pengungsi dari pusat pemrosesan Australia, sementara 112 orang tetap berada di Nauru, menurut data Januari dari Dewan Pengungsi Australia. Sementara itu, pencari suaka lainnya ditahan di Australia.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengutuk perlakuan Australia terhadap pengungsi dan kondisi di pusat-pusat penahanannya, tetapi Australia membela pendekatan mereka karena diyakini dapat menghalangi orang melakukan perjalanan laut yang berbahaya untuk mencapai pantainya.
***(Sumber dan foto: The Straits Times/Reuters)
