Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > SATU Indonesia Awards 2020; Gelar Diskusi tentang Pendidikan Kunci Peradaban

SATU Indonesia Awards 2020; Gelar Diskusi tentang Pendidikan Kunci Peradaban

Berita Utama | Rabu, 3 Juni 2020 | 15:03 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
SATU Indonesia Awards 2020; Gelar Diskusi tentang Pendidikan Kunci Peradaban

SATU Indonesia Awards 2020; Gelar Diskusi tentang Pendidikan Kunci Peradaban

Telah mengapresiasi 305 anak muda, terdiri dari 59 penerima tingkat nasional dan 246 penerima tingkat provinsi

Surabaya, Kabarindo- Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 telah menggelar diskusi secara online tentang pendidikan, untuk berbagi inspirasi sekaligus menjaring anak muda di seluruh pelosok Indonesia yang berkontribusi bagi sekitarnya.

Diskusi tersebut mengusung tema “Pendidikan Kunci Peradaban” dengan narasumber penyanyi Tasya Kamila dan Ai Nurhidayat, penerima SATU Indonesia Awards 2019 bidang pendidikan. Ai Nurhidayat atau yang dikenal dengan “Penjaga Toleransi Multikultural” berbagi kisah tentang pendidikan dari pengalamannya, sedangkan Tasya bercerita tentang pentingnya menempuh pendidikan.

Popularitas dan kesuksesan di dunia hiburan terkadang membuat banyak selebriti lebih memilih profesi dibandingkan dengan pendidikan. Namun hal ini tidak berlaku bagi Tasya. Penyanyi yang terjun ke dunia musik sejak usia 7 tahun ini pun rela meninggalkan Indonesia demi kuliah di negeri orang.

“Saya sudah merasakan sukses dari usia muda. Tapi saya tidak mau berada di situ saja. Saya mau berkembang dan salah satunya adalah dengan mencari ilmu. Kalau uang bisa habis, tapi kalau ilmu, tidak akan pernah habis,” tutur Tasya.

Sementara bagi Ai Nurhidayat, pendidikan merupakan hal penting dalam mewujudkan gerakan masyarakat untuk mengapresiasi keberagaman di Indonesia. Bersama teman-temannya di Dusun Cikubang, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi Pangandaran, Jawa barat, Ai menginisiasi kelas multikultural dan menerima siswa dari seluruh pelosok negeri agar mereka dapat hidup bersama dan membangun koneksi antar ras, suku, agama, budaya serta tingkat ekonomi. Gerakan ini berawal dari pertemuannya dengan seorang guru yang mengajar di SMK Bakti Karya yang hampir gulung tikar karena muridnya sedikit.

Ai dan kawan-kawannya pun berinisiatif menyelamatkan sekolah tersebut dan mengintegrasikannya dengan Komunitas Sabalad pada 2014. Di SMK Bakti Karya, para siswa dari berbagai pulau di Indonesia belajar tentang multimedia, ekologi hingga 60 materi pokok multikulturalisme yang mengacu pada 5 konsep dasar yaitu penanaman nilai toleransi, semangat perdamaian, semangat berjaringan, berbudaya dan pembelajaran aktif. Konsep belajar di luar ruangan juga banyak dilakukan seperti bercocok tanam, aktif dalam kegiatan masyarakat hingga turut berpartisipasi dalam kegiatan tradisi daerah.

Selain itu, siswa diajarkan membuka jalan pengetahuan tentang pandangan dunia dan referensi kerja dalam kelas profesi. Mereka diajak menjadi agen perdamaian dalam kegiatan ekspresi perdamaian sekolah multikultural yang diajarkan dalam program “Splash The Peace.” Hingga 2019, kelas multikultural telah meluluskan 35 siswa dari 6 provinsi. Hingga kini terdapat 250 relawan dan kakak asuh yang membantu perjuangan Ai dan kawan-kawannya.

“Keinginan masyarakat dunia adalah mencapai perdamaian. Caranya bagaimana? Mempertemukan orang yang berbeda-beda, berinteraksi dalam jangka waktu yang cukup untuk saling memahami, mengenal, menciptakan sesuatu yang baru dan belajar dari kebudayaan lain. Setelah itu otomatis akan beradaptasi, otomatis akan bertoleransi dengan yang lain,” kata Ai Nurhidayat.

Sama seperti tahun sebelumnya, SATU Indonesia Awards menjaring anak muda hingga ke seluruh pelosok Indonesia yang tak kenal lelah memberikan manfaat bagi sekitarnya. Apresiasi diberikan kepada 5 anak bangsa atas setiap perjuangan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi dan satu kategori yaitu kelompok yang mewakili bidang tersebut. Pada tahun ini, Astra memberikan tambahan kategori apresiasi khusus kepada para pejuang tanpa pamrih di tengah pandemi COVID-19.

Pandemi di negeri ini yang belum berakhir tidak menyurutkan minat pemuda Indonesia untuk mendaftarkan diri atau sosok yang dinilai pantas mendapatkan apresiasi ini. Sejak pendaftaran dibuka pada 2 Maret 2020, jumlah pendaftar SATU Indonesia Awards 2020 telah mencapai lebih dari 2.000.

Jumlah pendaftar tahun ini diharapkan dapat melampaui jumlah pendaftar pada 2019 yang mencapai 8.654 pendaftar. SATU Indonesia Awards telah mengapresiasi 305 anak muda, yang terdiri dari 59 penerima tingkat nasional dan 246 penerima tingkat provinsi. Selain memberikan apresiasi kepada tiap pemenang berupa dana Rp.60 juta, Astra juga memberikan pembinaan kegiatan secara berkelanjutan. Semangat para pemuda dalam berjuang menebar kebaikan bagi sekitarnya sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER