Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hukum & Politik > Saat Pesawat Komersil Tumbang, Bisnis Jet Pribadi Jadi Primadona

Saat Pesawat Komersil Tumbang, Bisnis Jet Pribadi Jadi Primadona

Hukum & Politik | Minggu, 5 Desember 2021 | 20:23 WIB
Editor : Daniswara Kanaka

BAGIKAN :
Saat Pesawat Komersil Tumbang, Bisnis Jet Pribadi Jadi Primadona

KABARINDO, JAKARTA - Sejak pendemi, bisnis pesawat komersil memang sedang tidak baik-baik saja, bahkan hingga akhir-akhir ini.

Akan tetapi, kondisi tersebut justru membuat bisnis persewaan jet pribadi jadi primadona.

Ya, saat banyak negara menutup landasannya untuk pesawat komersil, namun tidak demikian dengan jet pribadi.

Jet yang disewa secara pribadi perorangan atau kelompok tersebut hampir pasti diterima di negara manapun.

Salah satu perusahaan yang terkena dampak positif dari kolapsnya penerbangan komersil ini adalah NetJets.

Perusahaan terbesar penyewaan jet pribadi tersebut bahkan sekarang memiliki armada beragam dengan lebih 760 pesawat untuk kapasitas enam hingga 14 penumpang.

Banyak model persewaan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut, mulai dari program berlangganan prabayar, patungan, dan yang paling laku adalah program sekali terbang.

Pada tahun 2021 ini, jam terbang jet pribadi diperkirakan naik hampir 50% dibanding tahun 2020.

Setidaknya itulah yang disampaikan oleh Global Business Aviation Outlook terbaru yang baru saja dirilis bulan Oktober lalu oleh Honeywell Aerospace.

Meski demikian tentu saja, bukan orang biasa yang bisa melakukan perjalanan dengan menggunakan jet pribadi ini.

Hanya miliarder dan orang-orang kaya dunia yang bisa berpergian dengan bebas dan tentu saja ini akan menimpulkan kecemburuan sosial.

Seperti di masa lalu, pasar Amerika Utara yang memainkan peran besar dalam industri ini.

Honeywell memperkirakan bahwa sekitar 63% dari permintaan seluruh dunia untuk jet bisnis datang dari operator di Amerika Utara selama lima tahun ke depan. Sementara Eropa diperkirakan hanya mencapai 16%, dan kawasan Asia Pasifik sekitar 12%.

Sumber: DW

Sumber foto: Barrons.com


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER