KABARINDO, KYIV – Pasukan Rusia pada Jumat (4/3) merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa setelah serangan tengah malam yang dianggap sembrono oleh banyak pihak.
Serangan tersebut menyebabkan terbakarnya beberapa bagian pembangkit tersebut, menimbulkan kekhawatiran dunia akan bencana yang paling mengerikan yang dapat terjadi.
Petugas pemadam kebakaran segera memadamkan api, dan tidak ada radiasi yang dilepaskan, kata pejabat PBB dan Ukraina.
Dalam serangan terhadap pembangkit nuklir Zaporizhzhia di kota tenggara Enerhodar itu, kepala Badan Energi Atom Internasional PBB, Rafael Mariano Grossi, mengatakan sebuah “proyektil” Rusia menghantam area pusat pelatihan, bukan salah satu dari enam reaktornya.
Serangan itu membangkitkan kenangan akan bencana nuklir terburuk di dunia, di Chernobyl, Ukraina. Dalam pidato malam hari yang emosional, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia takut akan ledakan yang akan menjadi “akhir bagi semua orang. Akhir untuk Eropa. Evakuasi Eropa.”
Namun pejabat nuklir dari Swedia hingga China mengatakan tidak ada lonjakan radiasi yang dilaporkan, begitu pula pernyataan dari Grossi.
Pihak berwenang mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai keseluruhan situs PLTN itu, tetapi para staf terus menjalankannya, meskipun “hanya satu reaktor yang beroperasi”, kata Grossi setelah serangan itu.
Operator pembangkit nuklir negara Ukraina Enerhoatom mengatakan tiga tentara Ukraina tewas dan dua terluka.
Krisis di Zaporizhzhia terjadi setelah Grossi awal pekan ini menyatakan keprihatinan serius bahwa pertempuran itu dapat menyebabkan kerusakan tidak disengaja pada 15 reaktor nuklir Ukraina di empat pabrik di seluruh negeri.
Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan darurat pada hari Jumat mengenai serangan pembangkit nuklir.
Menghadapi kemarahan di seluruh dunia, Rusia berusaha untuk menangkis kesalahan. Tanpa memberikan bukti, juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov mengklaim bahwa “kelompok sabotase” Ukraina-lah yang telah membakar gedung di Zaporozhizhia.
***(Sumber dan foto: Associated Press)