KABARINDO , MOSCOW - Polisi menangkap lebih dari 2.000 demonstran yang melakukan protes untuk menolak invasi Rusia ke Ukraina. Unjuk rasa ini digelar di 48 kota di seluruh Rusia pada hari Minggu (27/2) kemarin.
Dikutip dari Reuters, sejak awal invasi hari Kamis sudah banyak yang melakukan protes anti-perang. Setidaknya lebih dari 5.500 orang pun telah ditahan. Hal tersebut merupakan informasi menurut monitor OVD-Info yang telah mendokumentasikan tindakan keras terhada oposisi Rusia selama bertahun-tahun.
Di Moskow, pengunjuk rasa melakukan protes dengan membawa plakat tulisan tangan dengan tanda perdamaian dan slogan anti-perang dalam bahasa Rusia dan Ukraina. Ada pula yang memakai topeng dengan kata “cukup” terpampang di bagian depan. Polisi anti huru hara pun berjaga dengan jumlah yang melebihi massa pengunjuk rasa tersebut.
Seorang reporter saluran televisi independent Dozhd juga menjadi korban penangkapan dari protes yang berlangsung. Padahal, reporter ini sudah menunjukkan akreditasinya kepada polisi dan mengenakan rompi pers.
Sementara itu, di luar department store Gostiny Dvor di pusat kota Saint, Petersburg, ratusan pengunjuk rasa anti-perang juga menyampaikan protesnya dengan berdiri bersama, bergandengan tangan, dan bernyanyi.
Seorang saksi mata Reuters, mengungkapkan di Moskow pada hari Minggu kemarin, sekaligus memperingati peringatan ketujuh pembunuhan politisi oposisi Boris Nemtsov juga terjadi beberapa penangkapan. Beberapa penangkapan tersebut terjadi di lokasi dimana Nemtsov ditembak.
"Tidak untuk berperang!" teriak salah satu demonstran saat diseret polisi.
Sumber: Kumparan.com
Foto: AP PHOTO/EMILIO MORENATTI