KABARINDO, JAKARTA -- Seorang pria membakar dirinya pada Minggu (25/2/2024) di depan kantor kedutaan besar Israel di Washington DC . Pria ini ternyata anggota aktif Angkatan Udara Amerika Serikat (AS). Alasannya dia memprotes genosida di Jalur Gaza.
"Api berhasil dipadamkan oleh personel dinas rahasia dan pria tersebut kemudian dikirim ke rumah sakit setempat karena luka parah," ungkap pernyataan pejabat Departemen Layanan Medis Darurat dan Pemadam Kebakaran Washington DC.
Beberapa video yang menangkap menggambarkan bahwa pria tersebut meneriakkan "Bebaskan Palestina" sebelum dirinya membakar diri.
Juru bicara Angkatan Udara, Rose M Riley, membenarkan bahwa pria itu merupakan penerbang aktif.
Dalam video tersebut, yang ditayangkan di platform streaming langsung Twitch dan kemudian dihapus, pria tersebut mengatakan dia tidak lagi terlibat dalam genosida di Gaza. Dia mengacu pada pembunuhan Israel di Gaza sejak Oktober.
Dia juga mengatakan akan melakukan aksi protes ekstrem. Investigasi masih berlangsung, menurut pihak berwenang.
Pada Desember, seseorang membakar diri di luar Konsulat Israel di Atlanta, Georgia sebagai protes yang sama yakni atas serangan Israel di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 29.690 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut. Red dari berbagai sumber