Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Ekonomi & Bisnis > Prospek eCommerce Indonesia Tetap Positif Seiring Peningkatan Belanja Online Konsumen

Prospek eCommerce Indonesia Tetap Positif Seiring Peningkatan Belanja Online Konsumen

Ekonomi & Bisnis | Minggu, 18 September 2022 | 21:47 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Prospek eCommerce Indonesia Tetap Positif Seiring Peningkatan Belanja Online Konsumen

Prospek eCommerce Indonesia Tetap Positif Seiring Peningkatan Belanja Online Konsumen

Surabaya, Kabarindo- Hampir tiga tahun masa pandemi Covid-19, konsumen digital Indonesia terus mengandalkan beragam kanal atau omnichannel untuk berbelanja online dan berkunjung ke toko-toko di pusat perbelanjaan.

Menurut laporan tahunan SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company yang mengusung ekonomi digital dan masa depan e-commerce di wilayah tersebut, lebih dari 80% konsumen Indonesia menjalani proses pra dan pasca-pembelian mereka di saluran online, dan kanal offline masih dianggap penting pada saat tahap pembelian.

Jika kita melihat prospek jangka panjang di kawasan Asia Tenggara, angka ini menjanjikan dengan melihat proyeksi pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara mulai 2022 - 2023 yang diperkirakan akan melampaui sebagian besar pasar lain seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Cina. Studi ini menunjukkan Asia Tenggara diperkirakan tetap menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,1% dibandingkan dengan pasar lain seperti Amerika Serikat (1,3%), Uni Eropa (2,1%) dan China (4,7%) pada akhir 2023.

Tingkat inflasi tahunan yang diproyeksikan di Asia Tenggara mulai 2022 - 2023 juga diperkirakan akan berjalan lebih baik daripada sebagian besar rekan-rekannya dan diproyeksikan menurun dari 4,2% menjadi 3,3% pada akhir 2023. Sementara di Indonesia, prospek belanja digital secara keseluruhan tetap positif, dengan eCommerce Gross Merchandise Value meningkatkan pangsanya menjadi 56 juta dolar AS.

Hal ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan stabil populasi konsumen digital Indonesia yang mencapai 168 juta, merupakan yang tertinggi di antara Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Sekitar 46% dari angka tersebut berusia 15 tahun ke atas. Terlebih populasi konsumen digital di Asia Tenggara terus bertumbuh dan diperkirakan akan mencapai 370 juta orang pada akhir 2022, sebanyak 82% dari total populasi adalah konsumen berusia 15 tahun ke atas. Angka ini diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut menjadi 402 juta orang pada 2027.

“Evolusi baru konsumen digital ini tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan nilai barang dagangan bruto (GMV) eCommerce Asia Tenggara,” kata Edy Widjaja, Partner di Bain & Company, pada Minggu (18/9/2022).

"Dengan profil demografis jangka panjang yang menguntungkan dan karena Asia Tenggara memimpin dalam adopsi teknologi masa depan, bisnis yang fokus untuk tetap berada di jalur yang tepat di wilayah ini, membangun strategi kanal yang terintegrasi dan kapabilitas yang diperlukan, memiliki rantai pasok yang tangguh serta memanfaatkan alat dan teknologi terbarukan untuk terlibat dengan konsumen digitalnya akan muncul sebagai pemenang,” imbuhnya.

Pieter Lydian, Country Director Meta di Indonesia, menyatakan temuan penting lainnya dalam studi ini adalah konsumen digital Indonesia memanfaatkan banyak saluran yang terintegrasi seperti video dan pesan bisnis (business messaging) dalam proses pembelian.

“Kami melihat, video dan business messaging terus bertumbuh dan memainkan peranan penting dalam pembelian konsumen di tanah air. Orang Indonesia menghabiskan 44% lebih banyak waktu untuk mengonsumsi video dan 55% lebih banyak waktu untuk mengirim pesan. Bisnis dan brands dapat memanfaatkan peluang ini untuk memberikan pengalaman berbelanja yang mulus dan terintegrasi yang memungkinkan mereka melangkah antara kanal online dan offline dengan lancar di era endemik dunia ini. Vital bagi bisnis untuk terhubung dan bertemu pelanggan di mana mereka berada, sehingga mendorong pengalaman pelanggan ritel yang lebih memikat.” kata Pieter.

Lebih dari 30% responden Indonesia mengatakan video adalah salah satu dari 3 saluran teratas mereka untuk menemukan dan mengevaluasi produk. Ini adalah pembuktian adanya keinginan kuat mereka untuk bereksperimen dan ikut terlibat, yang mendorong munculnya pesan bisnis (business messaging) dan konsumsi video di ruang belanja digital. Saluran teratas untuk penemuan video pendek adalah iklan media sosial, postingan media sosial yang organik dan iklan streaming video. Indonesia juga terdepan di kurva regional dalam hal adopsi teknologi baru.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER